MACAM-MACAM STUDI KORELASIONAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2016
Macam-Macam Studi Korelasional
1. Studi Hubungan
Studi hubungan biasanya dilakukan
dalam usaha mendapatkan pemahaman faktor apa saja atau variabel yang
berhubungan dengan variabel yang kompleks, misalnya seperti hasil belajar
akademik, konsep diri dan motivasi. Variabel yang diketahui tidak mempunyai
hubungan dapat dieliminasi dari perhatian atau pertimbangan yang selanjutnya. Identifikasi
variabel yang berhubungan dapat membantu beberapa tujuan utama. Pertama, studi
hubungan dapat memberikan arah untuk melanjutkan studi kausal-komparatif
ataupun eksperimental.
Dalam studi kausal - komparatif dan eksperimental, peneliti juga berkonsentrasi terhadap pengontrolan variabel selain variabel bebas, yang mungkin saja berhubungan dengan variabel terikat dan menyingkirkan pengaruhnya agar tidak bercampur dengan pengaruh variabel bebas. Studi hubungan dapat membgan dengan variabel yang kompleks, misalnya seperti hasil belajar akademik, konsep diri dan motivasi. Variabel yang diketahui tidak mempunyai hubungan dapat dieliminasi dari perhatian atau pertimbangan yang selanjutnya. Identifikasi variabel yang berhubungan dapat membantu beberapa tujuan utama. Pertama, studi hubungan dapat memberikan arah untuk melanjutkan studi kausal-komparatif ataupun eksperimental.
Dalam studi kausal - komparatif dan eksperimental, peneliti juga berkonsentrasi terhadap pengontrolan variabel selain variabel bebas, yang mungkin saja berhubungan dengan variabel terikat dan menyingkirkan pengaruhnya agar tidak bercampur dengan pengaruh variabel bebas. Studi hubungan dapat membantu peneliti mengidentifkasi variabel-variabel seperti itu, yang berguna untuk mengontrol, dan selanjutnya menyelidiki pengaruh variabel bebas yang sesungguhnya.
Dalam studi kausal - komparatif dan eksperimental, peneliti juga berkonsentrasi terhadap pengontrolan variabel selain variabel bebas, yang mungkin saja berhubungan dengan variabel terikat dan menyingkirkan pengaruhnya agar tidak bercampur dengan pengaruh variabel bebas. Studi hubungan dapat membgan dengan variabel yang kompleks, misalnya seperti hasil belajar akademik, konsep diri dan motivasi. Variabel yang diketahui tidak mempunyai hubungan dapat dieliminasi dari perhatian atau pertimbangan yang selanjutnya. Identifikasi variabel yang berhubungan dapat membantu beberapa tujuan utama. Pertama, studi hubungan dapat memberikan arah untuk melanjutkan studi kausal-komparatif ataupun eksperimental.
Dalam studi kausal - komparatif dan eksperimental, peneliti juga berkonsentrasi terhadap pengontrolan variabel selain variabel bebas, yang mungkin saja berhubungan dengan variabel terikat dan menyingkirkan pengaruhnya agar tidak bercampur dengan pengaruh variabel bebas. Studi hubungan dapat membantu peneliti mengidentifkasi variabel-variabel seperti itu, yang berguna untuk mengontrol, dan selanjutnya menyelidiki pengaruh variabel bebas yang sesungguhnya.
2. Studi Prediksi
antu
peneliti mengidentifkasi variabel-variabel seperti itu, yang berguna untuk
mengontrol, dan selanjutnya menyelidiki pengaruh variabel bebas yang
sesungguhnya.
2. Studi Prediksi
Bila
variabel mempunyai hubungan yang signifikan, skor pada satu variabel dapat
dipakai untuk memprediksikan skor pada variabel yang lainnya. Sebagai contoh,
Peringkat SMA, dapat dipakai untuk memprediksikan peringkat di perguruan
tinggi. Variabel yang mendasar pembuatan diacu sebagai kriteria. Studi prediksi
sering dilakukan guna memudahkan dalam pengambilan suatu kesimpulan mengenai
individu atau membantu dalam pemilihan individu. Studi prediksi juga dijalankan
guna menguji hipotesis teoretis tentang variabel yang dipercaya menjadi
pediktor pad suatu kriteria, dan guna menentukan validitas prediktif dari instrumen
pengukuran individual. Sebagai contoh, hasil studi prediksi digunakan untuk
memprediksikan level keberhasilan yang kemungkinan diperoleh individu pada mata
pelajaran tertentu, mislanya aljabar pada tahun pertama untuk memprediksikan
individu mana yang kemungkinan sukses di perguruan tinggi atau untuk
memprediksikan dalam bidang studi mana seseorang individu mungkin yang paling
sukses.
Bila beberapa variabel prediktor
masing-masing mempunyai hubungan dengan suatu variabel kriteria, prediksi yang
didasarkan pada kombinasi dari beberapa variabel tersebut akan lebih akurat
daripada didasarkan hanya pada salah satu darinya. Sebagai contoh, prediksi
kesuksesan di perguruan tinggi umumnya didasarkan pada kombinasi beberapa
faktor, seperti rangking dalam peringkat kelas, peringkat SMA, dan skor pada
ujian masuk perguruan tinggi. Meskipun terdapat beberapa perbedaan utama antara
studi prediksi dengan studi hubungan, keduanya melibatkan penentuan hubungan
antara sejumlah variabel yang diidentifikasi dan variabel kompleks
(Emzir,2007:44-46).
6. Macam-macam Penelitian
Korelasional
a. Penelitian Hubungan
Penelitian
hubungan dilakukan dalam suatu usaha memperoleh pemahaman faktor-faktor atau
variabel yang berhubungan dengan variabel yang kompleks. Variabel yang
diketahui tidak berhubungan dapat dieliminasi dari perhatian atau pertimbangan
selanjutnya. Dengan kata lain, peneliti mencoba mengidentifikasi variabel yang
berhubungan dengan variabel terikat dan menyingkirkan pengaruhnya yang tidak
akan bercampur dengan variabel bebas.
b. Penelitian Prediksi
Jika
dua variabel mempunyai hubungan yang signifikan, skor pada satu variabel dapat
digunakan untuk memprediksi skor pada variabel yang lain. Variabel yang menjadi
dasar pembuatan prediksi diacu sebagai prediktor, dan variabel yang
diprediksikan diacu sebagai kriteria. Studi prediksi sering dilakukan untuk
memudahkan pengambilan kesimpulan mengenai individu atau membantu pemilihan
individu. Studi prediksi juga dilakukan untuk menguji hipotesis teorietis menengenai
variabel yang dipercaya menjadi prediktor suatu kriteria, dan untuk menentukan
validitas prediktif instrumen pengukuran individual.
7. Contoh
Penelitian Korelasional
Sebagai
contoh penelitian Korelasional, akan disajikan secara ringkas sebuah penelitian
disertasi yang dilakukan oleh Rusmini dalam Bidang Manajemen Pendidikan
pada tahun 2003, sebagai berikut :
Judul
Penelitian :
Kualitas
Pelayanan Karyawan Administrasi Akademik, Survei di Politeknik Kesehatan
Jakarta (2003)
Masalah
Penelitian:
- Apakah terdapat hubungan pengetahuan administrasi akademik dengan kualitas pelayanan karyawan?
- Apakah terdapat hubungan komunikasi interpersonal dengan kualitas pelayanan karyawan?
- Apakah terdapat hubungan kemampuan berpikir mekanik dengan kualitas pelayanan karyawan?
- Apakah terdapat hubungan pengetahuan administrasi akademik, komunikasi interpersonal, dan kemampuan berpikir mekanik dengan kualitas pelayanan karyawan? (Rusmini 2004:5).
Kajian
Teoretis
Teori-teori
yang dikemukakan dalam penelitian ini menyangkut variabel penelitian yang
melipputi kualitas pelayanan, pengetahuan administrasi akademik, komunikasi
interpersoanl, dan kemampuan berpikir mekanik.
Kualitas
pelayanan
Berdasarkan
teori-teori yang dideskripsikan, peneliti menyimpulkan bahwa kualitas pelayanan
karyawan adalah "keseluruhan hasil kegiatan karyawan yang dilakukan dengan
penuh tanggung jawab, sesuai dengan pedoman atau peraturan yang telah
ditetapkan untuk memenuhi harapan pelanggan dengan indikator kepedulian
karyawan dan kepuasan pelanggan" (Rusmini, 2004:9).
Pengetahuan
Administrasi Akademik
Berdasarkan
teori-teori yang dideskripsikan, peneliti menyimpulkan bahwa pengetahuan
administrasi akademik adalah "segenap yang diketahui karyawan tentang
konsep, fakta dan prinsip-prinsip kegiatan dalam pelayanan yang berhubungan
dengan administrasi akademik yang meliputi bidang pengerjaan, kemahasiswaan,
media pendidikan, perpustakaan, laboratorium, dan perbengkelan" (Rusmini,
2004:15)
Komunikasi
Interpersonal
Komunikasi
interpersonal disimpulkan peneliti berdasarkan teori-teori yang
dideskripsikannya sebagai "interaksi antara pemberi dan penerima informasi
atau pesan baik menggunakan alat ataupun tanpa bantuan alat yang dapat
menunjang kegiatan akademik dengan indikator penyampaian dan penerimaan pesan,
kerja sama, dan umpan balik" (Rusmini, 2004:18).
Kemampuan
Berpikir Mekanik
Kemampuan
berpikir mekanik disimpulkan peneliti berdasarkan kajian teoritis sebagai
"kesanggupan seseorang dalam menuangkan gagasan yang berkaitan dengan
masalah mekanik dengan indikator penyusunan konsep tentang penggunaan alat-alat
mekanik, penerapan prinsip-prinsip fisika mekanik, dan pemecahan masalah
mekanik" (Rusmini, 2004:21).
Hipotesis
Penelitian
Berdasarkan
kajian teoretis dan penyusunan kerangka berpikir tentang asumsi hubungan antara
variabel bebas dengan variabel terikat baik secara terpisah maupun secara
bersama-sama, maka peneliti mengajukan hipotesis penelitian sebagai berikut.
- Terdapat hubungan positif antara pengetahuan interpersonal akademik dan kualitas pelayanan.
- Terdapat hubungan positif antara komunikasi interpersonal dan kualitas pelayanan.
- Terdapat hubungan positif antara kemampuan berpikir mekanik dengan kualitas pelayanan.
- Terdapat hubungan positif antara pengetahuan administrasi akademik, komunikasi interpersonal dan kemampuan berpikir mekanik secara bersama-sama dengan kualitas pelayanan (Rusmini, 2004:22).
Metodologi
Penelitian
Penelitian
menggunakan metode survei dengan pendekatan korelasional. Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah pengetahuan administrasi akademik (X1), komunikasi
Interpersonal (X2), dan kemampuan berpikir mekanik (X3). Sementara itu,
variabel terikatnya adalah kualitas pelayanan (Y).
Penelitian ini dilakukan di Politeknik Kesehatan Jakarta II dengan
unit analisis karyawan administrasi akademik. Penelitian ini dilakukan mulai
dari bulan Januari sampai dengan Juli 2003.
Pengambilan
sampel sebanyak 60 karyawan dilakukan secara acak dari populasi karyawan
administrasi akademik di Politeknik Kesehatan Jakarta II yang berjumlah 121
orang dengan tingkat pendidikan SMA.
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dari keempat
variabel adalah daftar pernyataan dan pertanyaan. Kualitas pelayanan karyawan
sebagai variabel terikat didasarkan pada penilaian mahasiswa, dengan cara
masing-masing karyawan dinilai oleh 3 orang mahasiswa (rater). Rater dipilih
secara acak sederhana. Skor kualitas pelayanan karyawan diperoleh berdasarkan
skor rata-rata dari ketiga penilai.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik regresi sederhana dan jamak, korelasi sederhana dan jamak dan korelasi
parsial. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji
persyaratan analisis berupa uji normalitas dan uji homogenitas.
Hasil
Penelitian
Berdasarkan
hasil pengujian hipotesis penelitian, maka temuan penelitian ini adalah sebagai
berikut :
- Terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara pengetahuan administrasi akademik dan kualitas pelayanan.
- Terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara komunikasi interpersonal dan kualitas pelayanan.
- Terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara kemampuan berpikir mekanik dengan kualitas pelayanan.
- Terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara pengetahuan administrasi akademik, komunikasi interpersonal, dan kemampuan berpikir mekanik secara bersama-sama dengan kualitas pelayanan (Rusmini, 2004:25-29).
Dengan demikian, peneliti menyimpulkan bahwa kualitas
pelayanan karyawan di OPoliteknik Kesehatan Jakarta II dapat ditingkatkan
dengan mengembangkan pengetahuan administrasi akademik, komunikasi
interpersonal, dan berpikir mekanik (Rusmini, 2004: 30).
8.
Kelebihan dan Kekurangan Metode Korelasi
Penelitian
korelasional mempunyai kelebihan antara lain yaitu:
Kemampuannya untuk menyelidiki hubungan antara beberapa
variabel secara bersama-sama (simultan); dan penelitian korelasional juga mampu
memberikan informasi tentang derajat kekuatan hubungan antara
variabel-variabel yang diteliti. Selanjutnya, penelitian ini bermanfaat untuk
mengatasi masalah yang berkaitan dengan bidang pendidikan, sosial, ekonomi.
Penelitian korelasional ini juga memungkinkan untuk menyelidiki beberapa
variabel yang diselidiki secara intensif dan penelitian ini bisa melakukan
analisis prediksi tanpa membutuhkan sampel yang besar.
Sedangkan, untuk kelemahan penelitian korelasional diantaranya:
Sedangkan, untuk kelemahan penelitian korelasional diantaranya:
Hasilnya
hanya mengidentifikasi sesuatu sejalan dengan sesuatu, tidak harus menunjukkan
saling hubungan yang bersifat kausal; bila dibandingkan dengan penelitian
eksperimental, penelitian korelasional ini kurang tertib dan ketat, karena
kurang melakukan pengontrolan terhadap variabel-variabel bebasnya; pola saling
berhubungan itu sering tidak menentu dan kabur atau kurang jelas; sering
merangsang penggunanya sebagai semacam short-gun approach, yaitu memasukan
berbagai data tanpa melakukan pemilihan dan menggunakan setiap interpretasi
yang berguna atau bermakna.
SUMBER:
Emzir.2007.
”Metodologi Penelitian Pendidikan
Kuantitatif dan Kualitatif” .Jakarta:PT. RajaGrafindo Persada.
Rusmini.2004. “Kualitas Pelayanan Karyawan Administrasi
Akademik: Survei di Politeknik Kesehatan Jakarta (2003)”, Sinopsis Disertasi. Jakarta: Program
Pascasarjana, Universitas Negeri Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar