DASAR-DASAR BIOTEKNOLOGI
DAMPAK-DAMPAK DARI KEMAJUAN
BIOTEKNOLOGI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2016
A. Secara Umum
1.
Dampak
Positif Dari Adanya Bioteknologi
a.
Meningkatnya sifat resistensi tanaman
terhadap hama dan penyakit tanaman, misalnya tanaman transgenik kebal hama.
b.
Meningkatnya produk-produk (baik
kualitas maupun kuantitas) pertanian, perkebunan, peternakan maupun perikanan.
Dengan temuan bibit unggul.
c.
Meningkatnya nilai tambah bahan makanan.
Pengolahan bahan makanan tertentu, seperti air susu menjadi yoghurt, mentega,
keju.
e.
membantu manusia mengatasi masalah-masalah
pencemaran lingkungan, seperti : bacteri pemakan plastik dan parafin, bacteri
penghasil bahan plastik biodegradable,
f.
Membantu manusia mengatasi masalah
sumber daya energi. Misalnya : bioethanol, biogas
g.
Membantu dunia kedokteran dan medis
mengatasi penyakit-penyakit tertentu. Misalnya : penyakit kelainan genetis
dengan terapi gen, hormon insulin,
antibiotik, antibodi monoklonal, vaksin.
h.
Mengatasi masalah pelestarian species
langka dan hampir punah. Dengan teknologi transplantasi nukleus, hewan /
tumbuhan langka bisa dilestarikan dan lain sebagainya.
2.
Dampak
Negative Dari Adanya Bioteknologi
a. Munculnya
pencemaran biologis, berupa penyebaran organisme transgenik yang tak
terkendali.
b. Gangguan
keseimbangan ekosistem akibat perubahan dinamika populasi.
c. Kerusakan
tatanan sosial masyarakat , ketika cloning pada manusia tidak terkendali.
d. Tersingkirnya
berbagai plasma nutfah alami / lokal. Flora dan fauna lokal
"terdesak" oleh kehadiran flora dan fauna transgenik.
e. Menimbulkan
pertentangan berkepanjangan antara tokoh ilmuwan bioteknologi dengan
tokoh-tokoh kemanusiaan dan agama.
f. Timbulnya
reaksi alergi pada manusia yang mengkonsumsi tanaman / hewan transgenic
B. Secara Khusus
1.
Dampak
Positif Dari Adanya Bioteknologi
a.
Bidang Pangan
Bioteknologi memainkan peranan
penting dalam bidang pangan yaitu dengan memproduksi makanan dengan bantuan
mikroba (tempe,roti,keju,yoghurt,kecap,dll), vitamin, dan enzim.
b.
Bidang Kesehatan
Bioteknologi juga dimanfaatkan untuk
berbagai keperluan misalnya dalam pembuatan antibodi monoklonal, pembuatan
vaksin, terapi gen dan pembuatan antibiotik. Proses penambahann DNA asing pada
bakteri merupaka prospek untuk memproduksi hormon atau obat-obatan di dunia
kedokteran. contohnya pada produksi hormon insulin, hormon pertumbuhan dan zat
antivirus yang disebut interferon. Orang yang
menderita diabetes melitus membutuhkan suplai insulin dari luar tubuh.
Dengan menggunakan teknik DNA rekombinan, insulin dapat dipanen dari bakteri.
Selain itu, sudah banyak juga tragedi dalam sejarah manusia yg ditimbulkan oleh
GMO (Genetically Modified Organism), contohnya adalah penyakit Kanker, AIDS,
dan berbagai virus flu.
c.
Bidang Lingkungan
Bioteknologi dapat digunakan untuk perbaikan lingkungan
misalnya dalam hal mengurangi pencemaran dengan adanya teknik pengolahan limbah
dan dengan memanipulasi mikroorganisme.
d.
Bidang Pertanian
Adanya perbaikan sifat tanaman dapat
dilakukan dengan teknik modifikasi genetik dengan bioteknologi melalui rekayasa
genetika untuk memperoleh varietas
unggul, produksi tinggi, tahan hama,
patogen, dan herbisida. Perkembangan Biologi Molekuler memberikan sumbangan
yang besar terhadap kemajuan ilmu pemuliaan ilmu tanaman (plant breeding).
Suatu hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa perbaikan genetis melalu pemuliaan
tanaman konvemsional telah memberikan kontribusi yng sangat besar dalam
penyediaan pangan dunia.
Dalam bidang pertanian telah dapat
dibentuk tanaman dengan memanfaatkan mikroorganisme dalam fiksasi nitogen yang
dapat membuat pupuknya sendiri sehingga dapat menguntungkan pada petani.
Demikian pula terciptanya tanaman yang tahan terhadap tanah gersang. Mikroba
yang di rekayasa secara genetik dapat meningkatkan hasil panen pertanian,
demikian juga dalam cara lain, seperti meningkatkan kapasitas mengikat nitrogen
dari bacteri Rhizobium. Keturunan bacteri yang telah disempurnakan atau
diperbaiki dapat meningkatkan hasil panen kacang kedelai sampai 50%. Rekayasa
genetik lain sedang mencoba mengembangkan turunan dari bacteri Azotobacter yang
melekat pada akar tumbuh bukan tumbuhan kacang-kacangan (seperti jagung) dan
mengembangbiakan, membebaskan tumbuhan jagung dari ketergantungan pada
kebutuhan pupuk amonia (pupuk buatan).
Hama tanaman merupakan salah satu kendala
besar dalam budidaya tanaman pertanian. Untuk mengatasinya, selama ini
digunakan pestisida. Namun ternyata pestisida banyak menimbulkan berbagai
dampak negatif, antara lain matinya organigme nontarget, keracunan bagi hewan
dan manusia, serta pencemaran lingkungan. Oleh karena itu, perlu dicari
terobosan untuk mengatasi masalah, tersebut dengan cara yang lebih aman. Kita
mengetahui bahwa mikroorganisme yang terdapat di alam sangat banyak, dan setiap
jenis mikroorganisme tersebut memiliki sifat yang berbeda-beda. Dari sekian
banyak jenis mikroorganisme, ada suatu kelompok yang bersifat patogenik (dapat
menyebabkan penyakit) pada hama tertentu, namun tidak menimbulkan penyakit bagi
makhluk hidup lain. Contoh mikroorganisme tersebut adalah bakteri Bacillus
thuringiensis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bacillus thuringiensis mampu
menghasilkan suatu protein yang bersifat toksik bagi serangga, terutama
seranggga dari ordo Lepidoptera. Protein ini bersifat mudah larut dan aktif
menjadi menjadi toksik, terutama setelah masuk ke dalam saluran pencemaan
serangga. Bacillus thuringiensis mudah dikembangbiakkan, dan dapat dimafaatkan
sebagai biopestisida pembasmi hama tanaman. Pemakaian biopestisida ini
diharapkan dapat mengurangi dampak negatif yang timbul dari pemakaian pestisida
kimia.
Dengan berkembangnya bioteknologi,
sekarang dapat diperoleh cara yang lebih efektif lagi untuk membasmi hama. Pada
saat ini sudah dikembangkan tanaman transgenik yang resisten terhadap hama.
Tanaman transgenik diperoleh dengan cara rekayasa genetika. Gen yang mengkode
pembentukan protein toksin yang dimiliki oleh B. thuringiensis dapat
diperbanyak dan disisipkan ke dalam sel beberapa tanaman budidaya. Dengan cara
ini, diharapkan tanaman tersebut mampu menghasilkan protein yang bersifat
toksis terhadap serangga sehingga pestisida tidak diperlukan lagi.
a.
Bidang Peternakan
Peningkatan produksi ternak ,meningkatkan efisiensi dan
kualitas pakan seperti manipulasi mikroba rumen, menghasilkan embrio yang
banyak dalam satu kali siklus reproduksi, menciptakan jenis ternak unggul, dan
dapat memproduksi asam amino tetentu.
Hewan ternak diberi perlakuan dengan produk-produk yang
dihasilkan dari metode DNA rekombinan. Produk ini mencakup vaksin-vaksin baru
atau yang didesain ulang, antibodi dan hormon-hormon pertumbuhan. Misalnya,
beberapa sapi perah disuntik dengan hormon pertumbuhan sapi (BGH, bovine growth
hormone) yang dibuat oleh E.coli untuk menaikkan produksi susu (vaksin ini
dapat meningkatkan hingga 10%). BGH juga meningkatkan perolehan bobot dalam
daging ternak. Sejauh ini telah lulus dari semua uji keamanan dan BGH sekarang
digunakan secara meluas dalam kelompok pabrik susu.
Adapun hewan transgenik, organisme yang mengandung gen
dari spesies lain,termasuk ternak penghasil daging dan susu, serta beberapa
spesies ikan yang yang dipelihara secara komersial, dihasilkan dengan
menyuntikkan DNA asing ke dalam nukleus sel telur atau embrio muda. Selain itu metode kloning juga dapat member
dampak positif yaitu :
1. Menumbuhkan
individu baru yang bebas penyakit keturunan seperti diabetes, leukemia,
parkinson dan obesitas.
2. Pengklonaan
sel cloning dapat menghasillkan sel, jaringan, atau organ yang sesuai untuk
pengobatan beberapa penyakit yang
disebabkan oleh kegagalan atau kerusakan fungsi suatu organ.
3. pengkloningan
akan sangat bermanfaat dilakukan pada hewan ternak untuk memenuhi kebutuhan
pangan. Misalnya pengkloningan kembar pada sapi untuk menghasilkan keturunan
yang lebih banyak selama satu periode kelahiran dengan tujuan untuk
meningkatkan produksi protein asal daging sapi.
4. alternatif
untuk melestarikan hewan langka, sehingga keberadaan hewan-hewan langka terus
bisa dilestarikan.
b.
Bidang Hukum
Dengan teknologi DNA, menawarkan aplikasi bagi
kepentingan forensik. Pada kriminalitas dengan kekerasan, darah atau jaringan lain dalam jumlah kecil dapat
tertinggal di tempat kejadian perkara. Jika ada perkosaan, air mani dalam
jumlah kecil dapat ditemukan dalam tubuh korban. Melalui pengujian sidik jari
DNA (DNA finngerprint), dapat diidentifikasi pelaku dengan derajat kepastian
yang tinggi karena urutan DNA setiap
orang itu unik (kecuali untuk kembar identik). Sampel darah atau jaringan lain
yang dibutuhkan dalam tes DNA sangat sedikit (kira-kira 1000 sel).
DNA fingerprint merupakan satu langkah lebih maju dalam
proses pengungkapan kejahatan di Indonesia. Keakuaratan hasil yang hampir
mencapai 100% menjadikan metode DNA fingerprint selangkah lebih maju
dibandingkan dengan proses biometri yang telah lama digunakan kepolisian untuk
identifikasi.
1.
Dampak
Negative Dari Adanya Bioteknologi
a.
Bidang Pertanian
1) Jagung
hasil rekayasa genetik dapat membunuh ulat yang tidak merusak tanaman jagung.
Bahkan, racun tanaman jagung ini dapat masuk ke dalam tanah dan dapat merugikan
organisme di dalamnya.
2) Tanaman
rekayasa genetika dapat membahayakan burung
3) Rekayasa
genetika dapat menghasilkan gulma-gulma super yang tahan terhadap pestisida
4) Kedelai
transgenik dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti alergi
5) Kentang
transgenik dapat menimbulkan masalah tulang
6) Menyebabkan
kepunahan sebagian plasma nuftah asli karena yang dikembangkan sekarang hanya produk
rekayasa genetika saja.
Adanya
kemajuan bioteknologi berupa Green Revolution salah satunya memberikan dampak
negatif bagi para petani Indonesia, antara lain sebagai berikut :
1)
Sistem bagi hasil mengalami perubahan.
Sistem panen secara bersamasama pada masa sebelumnya mulai digeser oleh sistem
upah. Pembeli memborong seluruh hasil dan biasanya menggunakan sedikit tenaga
kerja. Akibatnya, kesempatan kerja di pedesaan menjadi berkurang.
2)
Pengaruh ekonomi uang di dalam berbagai
hubungan sosial di daerah pedesaan makin kuat.
3)
Ketergantungan pada pupuk kimia dan zat
kimia pembasmi hama juga berdampak pada tingginya biaya produksi yang harus
ditanggung petani.
4)
Peningkatan produksi pangan tidak
diikuti oleh pendapatan petani secara keseluruhan karena penggunaan teknologi
modern hanya dirasakan oleh petani kaya.
b. Bidang
Pangan
Menimbulkan
reaksi alergi yang disebabkan karena mengkomsumsi produk transgenic.
Bidang Medis. Selain itu, Kedelai yang dikonsumsi di Indonesia sebagian besar adalah impor dari AS. Padahal kedelai AS hasil rekayasa genetik (GMO) dari Monsanto. GMO (Genetically Modified Organism) atau Makhluk Hidup hasil Rekayasa Genetik sangatlah berbahaya karena dapat menyebabkan penyakit baru. Selain itu rekayasa genetik juga melanggar hukum Sunatullah (hukum dasar penciptaan) karena merusak susunan keseimbangan alam semesta.
Bidang Medis. Selain itu, Kedelai yang dikonsumsi di Indonesia sebagian besar adalah impor dari AS. Padahal kedelai AS hasil rekayasa genetik (GMO) dari Monsanto. GMO (Genetically Modified Organism) atau Makhluk Hidup hasil Rekayasa Genetik sangatlah berbahaya karena dapat menyebabkan penyakit baru. Selain itu rekayasa genetik juga melanggar hukum Sunatullah (hukum dasar penciptaan) karena merusak susunan keseimbangan alam semesta.
c. Bidang
Sandang
Tanaman kapas Bt dapat
membunuh hama ulat yang memakannya dan menyebabkan larva kupu-kupu lain mati
d. Bidang
Kesehatan
Produk-produk hasil
rekayasa genetika memiliki resiko potensial sebagai berikut:
1) Gen
sintetik dan produk gen baru yang berevolusi dapat menjadi racun dan atau
imunogenik untuk manusia dan hewan.
2) Rekayasa
genetik tidak terkontrol dan tidak pasti, genom bermutasi dan bergabung, adanya
kelainan bentuk generasi karena racun atau imunogenik, yang disebabkan tidak
stabilnya DNA rekayasa genetik.
3) Virus
di dalam sekumpulan genom yang menyebabkan penyakit mungkin diaktifkan oleh
rekayasa genetik.
4) Penyebaran
gen tahan antibiotik pada patogen oleh transfer gen horizontal, membuat tidak
menghilangkan infeksi.
5) Meningkatkan
transfer gen horizontal dan rekombinasi, jalur utama penyebab penyakit.
6) DNA
rekayasa genetik dibentuk untuk menyerang genom dan kekuatan sebagai promoter
sintetik yang dapat mengakibatkan kanker dengan pengaktifan oncogen (materi
dasar sel-sel kanker).
7) Tanaman
rekayasa genetik tahan herbisida mengakumulasikan herbisida dan meningkatkan
residu herbisida sehingga meracuni manusia dan binatang seperti pada tanaman.
e. Bidang
Lingkungan
Saat ini, umat manusia
mampu memasukkan gen ke dalam organisme lain dan membentuk "makhluk hidup
baru" yang belum pernah ada. Pengklonan, transplantasi inti, dan
rekombinasi DNA dapat memunculkan sifat baru yang belum pernah ada sebelumnya. Pelepasan organisme-organisme transgenik ke
alam telah menimbulkan dampak berupa pencemaran biologis di lingkungan kita.
Setelah 30 tahun Organisme Hasil Rekayasa Genetik (OHRG) atau Genetically
Modified Organism (GMO), lebih dari cukup kerusakan yang ditimbulkannya
terdokumentasikan dalam laporan International Specialty Products. Di antaranya:
1) Tidak
ada perluasan lahan, sebaliknya lahan kedelai rekayasa genetik menurun sampai
20 persen dibandingkan dengan kedelai non-rekayasa genetik. Bahkan kapas Bt di
India gagal sampai 100 persen.
2) Tidak
ada pengurangan pengunaan pestisida, sebaliknya penggunaan pestisida tanaman
rekayasa genetik meningkat 50 juta pound dari 1996 sampai 2003 di Amerika
Serikat.
3) Tanaman
rekayasa genetik merusak hidupan liar, sebagaimana hasil evaluasi pertanian
Kerajaan Inggris.
4) Bt
tahan pestisida dan roundup tahan herbisida yang merupakan dua tanaman rekayasa
genetik terbesar praktis tidak bermanfaat.
5) Area
hutan yang luas hilang menjadi kedelai rekayasa genetik di Amerika Latin,
sekitar 15 hektar di Argentina sendiri, mungkin memperburuk kondisi karena
adanya permintaan untuk biofuel. Meluasnya kasus bunuh diri di daerah India,
meliputi 100.000 petani antara 1993-2003 dan selanjutnya 16.000 petani telah
meninggal dalam waktu setahun.
6) Pangan
dan pakan rekayasa genetik berkaitan dengan adanya kematian dan penyakit di
lapangan dan di dalam tes laboratorium.
7) Herbisida
roundup mematikan katak, meracuni plasenta manusia dan sel embrio. Roundup
digunakan lebih dari 80 persen semua tanaman rekayasa genetik yang ditanam di
seluruh dunia.
Kontaminasi transgen tidak dapat dihindarkan.
Ilmuwan menemukan penyerbukan tanaman rekayasa genetik pada non-rekayasa
genetik sejauh 21 kilometer.
a. Dampak
Terhadap Etika dan Moral
Penyisipan gen makhluk hidup lain yang
tidak berkerabat dianggap telah melanggar hukum alam dan kurang dapat diterima
oleh masyarakat. Pemindahan gen manusia ke dalam tubuh hewan dan sebaliknya
sudah mendapatkan reaksi keras dari berbagai kalangan. Permasalahan
produk-produk transgenik tidak berlabel, membawa konskuensi bagi kalangan agama
tertentu. Terlebih lagi teknologi kloning yang akan dilakukan pada
manusia.
Bioteknologi yang berkaitan dengan
reproduksi manusia sering membawa masalah baru, karena masyarakat belum
menerimanya. berikut ini beberapa contoh mengenai masalah ini:
1) seorang
nenek melahirkan cucunya dari embrio cucu yang dibekukan dalam tabung pembeku
karena ibunya tidak mampu hamil karena penyakit tertentu. Kemudian di
masyarakat timbul sebuah pertanyaan "anak siapa bayi tersebut?"
2) pasangan
suami istri menunda kehamilan. sperma suami dititipkan di bank sperma. beberapa
tahun setelah suami meninggal, sang janda ingin mengandung anak dari almarhum
suaminya. Dia mengambil sperma yang dititipkan di bank sperma. bagaimanakah
staus dari anak tersebut ?, bolehkah wanita tersebut mengandung anak dari suami
yang telah meninggal ?
3) meminta
sperma oranng lain di bank sperma untuk difertilisasi di dalam rahim wanita
merupakan pelanggaran atau bukan ?
b. Bidang
Ekonomi
Terdapat suatu
kecenderungan bahwa bioteknologi tidak terlepas dari muatan ekonomi. Muatan
ekonomi tersebut terlihat dari adanya hak paten bagi produk-produk hasil
rekayasa genetik, sehingga penguasaan bioteknologi hanya pada lembaga-lembaga
tertentu saja. Hal ini memaksa petani-petani kecil untuk membeli bibit kepada
perusahaan perusahaan yang memiliki hak paten. Produk Bioteknologi dapat
merugikan peternak-peternak tradisional seperti pada kasus penggunaan hormon
pertubuhan sapi hingga naik sebesar 20%. hormon tersebut hanya mampu dibeli
oleh perusahaan peternakan yang bermodal besar. Hal tersebut menimbulkan suatu
kesenjangan ekonomi.
Menyikapi adanya dampak negatif
bioteknologi, perlu adanya tindakan-tindakan untuk menanggulangi meluasnya
dampak tersebut, antara lain sebagai berikut:
Sejak Stanley Cohen
melakukan rekombinasi DNA tahun 1972, telah dikeluarkan peraturan agar ada ijin
atau rekomendasi sebelum para pakar melakukan rekombinasi. Ini dilakukan agar
rekombinasi DNA yang dilakukan tidak digunakan untuk tujuan yang negatif.
1) Pemerintah
Amerika Serikat melarang cloning
manusia apapun alasannya. Namun
tidak semua negara mempunyai peraturan seperti Amerika Serikat. Seperti
Singapura, tidak melarang cloning
tersebut.
2) Undang-undang
yang melarang pembuatan senjata biologis yang berlaku untuk semua negara di
dunia.
3) Selain
undang-undang dan peraturan, prosedur kerja di laboratorium telah membatasi
kemungkinan terjadinya dampak negatif. Misalnya kondisi laboratorium harus suci
hama (aseptik), limbah yang keluar dari laboratorium diolah terlebih
dahulu.
4) Pengawasan
dan pemberian sertifikasi bahwa produk-produk yang berlabel bioteknologi tidak
menyebabkan gangguan pada kesehatan
manusia.
5) Penerapan
bioteknologi harus tetap berdasarkan nilai-nilai moral dan etika karena semua
makhluk hidup mempunyai kepentingan yang sama dalam menjaga "ekosistem
manusia"
6) Penegakkan
di bidang hukum dengan jalan menaati UU No.12 tahun 1992 tentang sistem
budidaya pertanian, dan UU No.4 tahhun 1994 tentang pengesahan konvensi PBB
mengenai keanekaragaman hayati. Bagian penjelasan umum, sub bab Manfaat Konvensi butir 6 menyatakan bahwa
"pengembangan dan penaanganan bioteknologi agar Indonesia tidak dijadikan
ajang ujicoba pelepasan GMO oleh negara lain.
7) Pada
tingkat nasional, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan surat keputusan
bersama (SKB)Nomor998.I/Kpts/OT.210/9/99;790.a/KptsXI/1999;1145A/MENKES/SKB/IX/1999;015A/Meneg
PHOR/09/1999 tentang Keamanan Hayati dan Keamanan Pangan Produk Pertanian Hasil
Rekayasa Genetika Tanaman. Surat Keputusan bersama tersebut melibatkan Menteri
Pertanian, Menteri Kehutanan dan Perkebunan, Menteri Kesehatan, dan Menteri
Negara Pangan dan Hortikultura. Dalam keputusan tersebut mengharuskan adanya
pengujian tanaman pangan hasil rekayasa genetika sebelum dikomersialkan sesuai
standar protokol WHO. Standar protokol WHO tersebut meliputi uji toksisitas,
alergenitas, dan kandungan nutrisi.
8) Pada
tingkat internasional, pemerintah Amerika Serikat misalnya telah membentuk
badan khusus yang bernama FDA (Food and Drugs Administration). FDA bertugas
menangani keamanan pangan, termasuk produk rekayasa genetika. Badan ini telah
membuat pedoman keamanan pangan yang bertujuan untuk memberikan kepastian bahwa
produk baru termasuk hasil rekayasa genetika, harus aman untuk dikonsumsi sebelum
dikomersialkan. Badan Internasional Food
and Agriculture Organization (FAO) juga telah mengeluarkan beberapa petunjuk
rekomendasi mengenai bioteknologi dan keamanan pangan. Beberapa rekomendasi
yang dikeluarkan FAO adalah sebagai berikut :
a) Pengaturan
keamanan pangan yang komprehensif sehingga dapat melindungi kesehatan konsumen.
Setiap negara harus dapat menempatkan peraturan tersebut seimbang dengan
perkembangan teknologi.
b) Pemindahan
gen dari pangan yang menyebabkan alerg hendaknya dihindari kecuali telah
terbukti bahwa gen yang dipindahkan tidak menunjukkan alergi.
c) Pemindahan
gen dari bahan pangan yang mengandung alergen tidak boleh dikomersialkan.
d) Senyawa
alergen pangan dan sifat dari alergen yang menetapkan kekebalan tubuh
dianjurkan untuk diidentifikasi.
e) Negara
berkembang harus dibantu dalam pendidikan dan pelatihan tentang keamanan pangan
yang ditimbulkan oleh modifikasi genetika.
Pelaksanaan kloning
harus mempertimbangkan beberapa prosedur, antara lain :
a) Riset
klinis harus disesuaikan dengan prinsip moral dan ilmu pengetahuan serta
didasarkan atas eksperimen dengan fakta-fakta ilmiah yang sudah pasti.
b) Riset
klinis hendaknya diadakan secara sah oleh ahli yang berkompeten dan di bawah
pengawasan tenaga medis yang ahli di bidangnya.
c) Setiap
proyek riset klinis hendaknya didahului oleh suatu observasi yang cermat
terhadap bahaya yang mungkin terjadi dibandingkan dengan manfaat yang
diperoleh.
d) Dokter
seharusnya memberikan perhatian khusus dalam menjalankan riset klinis; yang
mengubah kepribadian orang menjadi objek, akibat obat-obatan, atau prosedur
percobaan.
c.
Bidang Peternakan
Dampak
negative lainnya adalah dari GMO. Saat ini 90% produk perternakan dunia
dikendalikan oleh Monsanto yg merupakan hasil GMO yang berbahaya bagi manusia.
Berikut ini adalah contoh ayam hasil dari rekayasa genetik (GMO) yang juga
biasa dikonsumsi penduduk Indonesia.
Adapun dampak dari kemajuan bioteknologi
dalam memperbanyak spesies yang biasanya dikenal dengan cloning yaitu :
1. Dapat
disalahgunakan untuk menciptakan spesies atau ras baru dengan tujuan tertentu
yang bertentangan dengan nilai kemanusiaan.
2. Kloning
pada hewan belum sepenuhnya sempurna, contohnya domba Dolly ternyata menderita
berbagai penyakit yang akhirnya memaksa para ilmuwan untuk melakukan eutanasi.
3. Terjadi
kekacauan kekerabatan dan identitas diri dari hasil kloning maupun induknya.
4. Individu
hasil cloning tidak akan mendapatkan imunitas bawaan, sehingga individu hasil
cloning tersebut akan mudah terserang penyakit karna tidak mendapatkan imunitas
bawaan sebagai pertahanan pertama terhadap infeks penyakit.
5. Berkurangnya
keaneka ragaman suatu spesies, karena individu yang dihasilkan dari proses
pengkloningan sama persis dengan DNA maupun sifat dan fisik induknya.
6. Individu
hasil kloning sel-selnya diperoleh dari induknya. Ini berarti umur sel-sel
hasil kloning pun sama dengan umur sel-sel induknya. Oleh karena itu, individu
hasil kloning pun akan memiliki umur sama dengan induknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar