A. RESUME
Seluruh populasi dalam suatu kawasan tertentu, bersama-sama dengan kerjasama membentuk suatu ekosistem. Karenanya, suatu ekosistem mempunyai komponen-komponen biosis maupun abiosis. dalam buku yang berjudul Biologi Evolusi Keanekaragaman dan Lingkungan bahwa yang termasuk sebagai komponen abiosis antara lain tanah, air, cahaya, nutrien anorganik, dan keadaan cuaca yang berubah-ubah. Sedangkan komponen abiosis boleh dikategorikan sebagai penghasil atau pengguna. Dalam kategori biosis heterotroph menggunakan hasil dari makanan organisme lain yang bersifat autotrof. Dalam ekosistem terbagi atas dua bagian yaitu : ekosistem daratan dan ekosistem perairan.
populasi adalah sekelompok individu yang sejenis atau sama spesiesnya. Dalam hal ini akan dikenal dengan istilah Densitas populasi. Kepadatan atau densitas populasi merupakan jumlah individu persatuan luas atau volume. Densitas populasi atau kerapatan populasi bervariasi menurut waktu dan tempat. Densitas diukur dengan menghitung jumlah organisme secara aktual dalam daerah atau volume yang diketahui. Penghitungan secara aktual terhadap densitas hewan pada umumnya sukar dilakukan, karena itu penghitungan (estimasi populasi) dilakukan dengan metode menangkap dan melepas kembali (CMRR).
Lebih dalam lagi yaitu dalam suatu ekosistem terjadi suatu siklus kehidupan dan kematian. Organisme yang disebut pengurai(decomposer) yaitu bakteri, jamur, dan mikroorganisme lainnya yang bertanggung jawab terhadap kesempurnaan siklus hidup dan matinya. Organisme tersebut menguraikan bahan-bahan organic(kompleks) menjadi bahan-bahan yang lebih sederhana. Dalam kenyataannya bahwa penyebaran organisme pengurai tiap spesies tidak merata tergantung pada suhu dan kelembaban tanahnya.
Dalam ekosistem terjadi suatu interaksi yang mengakibatkan terjadinya suatu kompetisi baik kompetisi intraspesifik maupun interspesifik. Dimana Kompetisi adalah interaksi di mana kedua belah pihak menderita. Namun pada pengujian atau pembuktian yang telah dilakukan yaitu pada kompetisi interspesifik. Artinya kompetisi interspesifik terjadi bila dua spesies atau lebih memanfaatkan sumber daya terbatas yang sama, seperti makanan, air, cahaya matahari, perlindungan, ruang, tempat bersarang dan lain-lain. Makin serupa persyaratan spesies tersebut, makin kuat kompetisinya. Atau menurut ahli biologi, makin jauh (niche) overlop spesies makin kuat kompetisi interspesifik tersebut.
Dalam proses kompetisi terdapat suatu keunikan dimana tumbuhan tertentu mempertahankan kehidupannya dengan menghambat pertumbuhan tanaman lain dengan zat kimia yang dihasilkannya, sering dikenal dengan alelopati. Alelopati diartikan produksi substansi atau zat oleh suatu tanaman yang merugikan tanaman lain atau mikroba. Ini merupakan topik yang kontroversial, kenapa dikatakan demikian? Karena ada juga tumbuhan yang biasa-biasa saja,namun secara fisiologisnya tumbuhan tersebut dapat menghambat pertumbuhan tumbuhan lain dengan zat yang dihasilkannya sendiri yaitu berupa alelopati.
Dalam interaksi alelokemis, tumbuhan bersaing secara interaksi biokimia, yaitu salah satu tumbuhan mengeluarkan/mengekskresikan senyawa beracun ke lingkungan sekitarnya dan pada akhirnya dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan dari tumbuhan yang lain yang berbeda di lingkungan tersebut. Gangguan-gangguan tersebut antara lain adalah gangguan perkecambahan biji, kecambah menjadi abnormal, pertumbuhan memanjang akan terhambat, perubahan susunan sel sel akar dan lain sebagainya. Zat kimia yang bersifat racun tersebut dikenal sebagi senyawa allelopathy. Zat ini dapat berupa gas atau cairan dan dapat keluar dari akar, batang, maupun daun tumbuhan penghasilnya. Ilalang (Imperata cylindrica) dan akasia (Akasia mangium) merupakan contoh tumbuhan yang memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan tanaman lainnya dengan zat metabolit sekundernya yang sering kita kenal sebagai alelopati.
Vegetasi merupakan masyarakat tumbuhan yang terbentuk oleh berbagai populasi jenis tumbuhan yang terdapat di dalam satu wilayah atau ekosistem serta memiliki variasi pada setiap konidisi tertentu. Analisis vegetasi tumbuhan merupakan suatu cara mengetahui dan mempelajari susunan atau komposisi jenis dan bentuk atau struktur vegetasi. Pada pelaksanaannya analisis yang dilakukan adalah secara kuantitatif yaitu mengukur tiga aspek antara lain : densitas / kerapatan, frekuensi, dan dominasi. Secara garis besar analisis yang dilakukan dalam suatu ekosistem hutan masih pada rentang yang baik dan untuk keanekaragamannya cukup tinggi.
Setelah membahas analisis vegetasi guna mengetahui tingkat keanekaragamannya maka disana akan terjadi banyak sekali peristiwa yang disebut daur karbon. Biosfer mengandung kompleks campuran senyawa karbon dalam keadaan yang terus-menerus dihasilkan, ditransformasikan, dan didekomposisikan, artinya senyawa karbon mengalami perubahan dari berikatan menjadi suatu senyawa sederhana sampai berikatan dengan unsur lainnya menjadi senyawa yang kompleks. Aliran energi terjadi di antara tingkat trofik serta diantara komponen-komponen biotik dan abiotik menggabungkan ekosistem kedalam suatu unit fungsional, Itulah alasan mengapa dalam percobaan mengenai daur karbon ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara produsen dan konsumen didalam ekosistem.
Untuk bisa menjaga kestabilan ekosistem yang ada maka dilakukanlah suatu pendekatan ekosistem dimana salah satunya adalah dengan cara pengendalian hayati. Prinsip utama yang dipegang dalam pengendalian secara biologi adalah bahwa organisme-organisme selalu menyesuaikan diri terhadap lingkungan fisik dan lingkungan geokimia dalam hal kebutuhan biologinya.
B. REFLEKSI PRAKTIKUM
Pada pelaksanaan praktikum yang sudah terlaksana banyak hal baru yang saya pelajari, bukan sekedar apa itu ekosistem dan peranannya tetapi lebih dari itu hal baru yang saya dapat yaitu ada istilah pendekatan ekosistem dimana pendekatan ekosistem tersebut merupakan suatu strategi guna untuk menstabilkan ekosistem agar siklus baik dari segi menghasilkan, mentransferkan maupun mendekomposisikan pada tempat yang semestinya, tepat, maupun sesuai kapasitas yang telah tersedia itu bisa berjalan dengan yang diharapkan dalam jangka waktu yang panjang untuk generasi-generasi berikutnya.
Fakta unik yang alami dalam praktikum ekologi umum adalah pada judul “kompetisi Interspesifik” yaitu pada biji jagung dan biji kacang hijau yang ditanam dalam satu polybag,menurut teori bahwa ada dua spesies yang berbeda habitat ditanam dalam satu tempat maka akan terjadi sebuah kompetisi yang mana salah satunya akan mengalami penghambatan dalam pertumbuhan atau tidak sama sekali tumbuh keduanya, namun pada percobaannya berbeda yaitu dapat tumbuh dengan subur,sementara perlakuan yang bijinya sejenis terhambat pertumbuhannya. Praktikum yang telah dilakukan cukup baik, namun ada beberapa hal yang mungkin sulit dilakukan yaitu dalam pencarian bahan-bahan praktikum. Walau begitu praktikum tetap terlaksana dengan baik. Untuk praktikum yang paling berkesan adalah semua materi yang disampaikan oleh asisten dosen dapat diterima dan dipahami dengan baik. Dalam hal ini tidak terjadi kesenjangan antara asisten dosen praktikan, mungkin ada beberapa praktikan yang kurang memahami dalam penyampaian materi, hal itu karena kurangnya praktikan dalam memperhatikan asisten pada saat menyampaikan materi. Yang saya kurang sepaham dengan praktikan yang lain adalah kurangnya menghargai satu sama lain, contohnya saja pada saat asisten menyampaikan materi beberapa praktikan banyak yang berisik,masih sibuk dengan kepentingannya masing-masing. Namun saya bangga kepada asisten-asistennya yang tidak kenal lelah dalam membimbing praktikan-praktikannya sampai praktikumnya selesai.
C. KESIMPULAN
Dari semua penjelasan yang telah dijabarkan bahwa kegiatan praktikum ekologi umum terlaksana dengan baik guna mempelajari dan memahami apa itu ekosistem,bagaimana konsep ekosistem yang semestinya,dan upaya apa saja yang dapat kita lakukan dalam menjaga keseimbangan ekosistem dengan cara pendekatan ekosistem. Ekosistem yang baik adalah ekosistem yang memiliki tingkat keanekaragaman yang tinggi dan tetap terjaga kealamiahan ekosistemnya. Itu sebabnya kita perlu mempelajarinya mulai dari tingkat sel bahkan molekuler hingga biosfer.
Dalam kajian ini digunakan untuk membuktikan keabsahan sebuah teori yang ada dengan menghubungkan atau pembuktian melalui praktikum ilmiah dengan pendekatan saintific(scientific approach). Melalui relung ekologi kita tahu bagaimana pentingnya peranan suatu kumpulan sumberdaya yang secara teoritis mampu digunakan oleh suatu populasi dibawah keadaan ideal. Prinsip nyata kompetitif untuk menyatakan bahwa dua spesies tidak dapat hidup bersama-sama dalam suatu komunitas jika relungnya identik. Akan tetapi, spesies yang secara ekologis serupa, dapat hidup bersama-sama dalam suatu komunitas, jika terdapat satu atau lebih perbedaan yang berarti dalam relung mereka.
D. SARAN
Dalam praktikum lebih ditekankan pada substansi ilmiahnya,artinya praktikum tersebut bukan hanya sekedar memenuhi suatu kewajiban tetapi lebih dari pada konsep tentang ekologinya. Lebih terorganisir dalam percobaan atau praktikum yang dilakukan. Beri nuansa yang berbeda supaya lebih mudah dipahami materinya. Dalam pelaksaannya bisa lebih serius untuk semua praktikan. Bisa memanagemen waktu dengan baik. Semoga untuk praktikum selanjutnya bisa lebih lagi. Terima kasih.
-
LAPORAN AKHIR EKOLUM ANALISIS VEGETASI
November 17, 2018 0
LAPORAN AKHIR EKOLUM ANALISIS VEGETASI Admin November 17, 2018
You might also like
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar