-->
  • LAPORAN EKOLOGI UMUM ALELOPATI

    LAPORAN EKOLOGI UMUM
    “ALELOPATI”



         


    NAMA           : LILI SURYANI
    NIM               : A1C414016

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

    PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
    UNIVERSITAS JAMBI

    2016

    BAB I
    HASIL DAN PEMBAHASAN

    1.1 Hasil
           A. Zea Mays
                Tabel A. Zea mays x Acacia mangium  
    Hari ke-
    Panjang kecambah (cm) dalam perlakuan
    1 : 1
    1 : 3
    1 : 6
    A
    B
    C
    D
    A
    B
    C
    D
    A
    B
    C
    D
    2
    0,2
    0
    0
    0
    0,3
    0,5
    0
    0
    0
    0
    0,6
    0
    4
    0,3
    3
    0
    0
    8,3
    0,9
    0,4
    0
    0
    0
    11,3
    0
    6
    -
    5
    -
    -
    8,3
    1
    0,7
    0
    -
    -
    -
    -
    8
    -
    -
    -
    -
    8,5
    2
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    10
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    12
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    14
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -

           Tabel B. Zea mays x Imperata cylindrica
    Hari ke-
    Panjang kecambah (cm) dalam perlakuan
    1 : 1
    1 : 3
    1 : 6
    A
    B
    C
    D
    A
    B
    C
    D
    A
    B
    C
    D
    2
    0,3
    0
    0
    0
    1,8
    0
    1,5
    0
    0
    0
    0
    0,3
    4
    3,32
    1,3
    0
    0
    4
    3,9
    4,3
    0
    1
    0
    0,6
    2,1
    6
    -
    -
    -
    -
    4,9
    4
    6,6
    -
    2,2
    -
    1,6
    2,4
    8
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    2,8
    -
    3,6
    5
    10
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    3,2
    -
    4
    5,3
    12
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    14
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
     

           Tabel C. Zea mays Kontrol


    Hari ke-
    Panjang kecambah (cm) dalam perlakuan
    Kontrol
    A
    B
    C
    D
    2
    0,2
    0,2
    0
    0
    4
    4,8
    3,6
    3,3
    3,8
    6
    -
    -
    -
    -
    8
    -
    -
    -
    -
    10
    -
    -
    -
    -
    12
    -
    -
    -
    -
    14
    -
    -
    -
    -

    B. Phaseolus radiatus
                       Tabel A. Phaseolus radiatus x Acacia mangium
    Hari ke-
    Panjang kecambah (cm) dalam perlakuan
    1 : 1
    1 : 3
    1 : 6
    A
    B
    C
    D
    A
    B
    C
    D
    A
    B
    C
    D
    2
    0
    0
    0
    0
    0
    0
    0
    0
    0,5
    0
    1,2
    0,4
    4
    0
    0
    0
    0
    0
    0
    0
    0
    6,4
    0
    2,3
    10,8
    6
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    22
    -
    -
    12,3
    8
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    22
    -
    -
    12,6
    10
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    22,3
    -
    -
    -
    12
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    14
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -

                Tabel B.  Phaseolus radiatus x Imperata cylindrica
    Hari ke-
    Panjang kecambah (cm) dalam perlakuan
    1 : 1
    1 : 3
    1 : 6
    A
    B
    C
    D
    A
    B
    C
    D
    A
    B
    C
    D
    2
    0,9
    0
    0
    0
    0,7
    0
    0
    0
    0
    0
    1,1
    0
    4
    4,1
    0
    0
    0
    1,6
    0
    0
    0
    0
    0
    2,5
    17,5
    6
    18,1
    -
    -
    -
    6,7
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    21
    8
    18,4
    -
    -
    -
    7,2
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    21,4
    10
    19,2
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    21,8
    12
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    14
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -
    -

           Tabel C. Phaseolus radiatus Kontrol
    Hari ke-
    Panjang kecambah (cm) dalam perlakuan
    Kontrol
    A
    B
    C
    D
    2
    1,2
    0
    0
    0
    4
    14,2
    0
    0
    0
    6
    14,5
    -
    -
    -
    8
    15,2
    -
    -
    -
    10
    16,4
    -
    -
    -
    12
    -
    -
    -
    -
    14
    -
    -
    -
    -

    1.2  Pembahasan
    Praktikum kali ini akan membahas tentang pengaruh alelopati pada jenis tanaman terhadap perkecambahan, yaitu dengan cara menanam bibit jagung/ Zea mays ataupun bibit kacang hijau/ Phaseolus radiatus dalam media aqua gelas yang diberi tanah dan tidak memberi pupuk, selanjutnya di siram dengan ekstrak alelopati alan-alang maupun ekstrak akasia dengan konsentrasi 1:1, 1:3, 1:6 dan air sebagai kontrolnya. Waktu pengamatan setiap 2 hari sekali selama 2 minggu.
    Menurut Irwan, (2007 : 56) mengungkapkan bahwa di dalam persaingan antara individu dari beberapa jenis yang sama ataupun yang jenisnya berbeda untuk memperebutkan kebutuhan yang sama, pada beberapa faktor-faktor pertumbuhan, terkadang ada jenis tumbuhan yang mengeluarkan beberapa senyawa kimia yang mempengaruhi pertumbuhan. Peristiwa ini disebut dengan allelopati. Allelopati ini terjadi karena adanya beberapa senyawa yang memiliki sifat yang menghambat pertumbuhan dari tanaman yang berada disekitarnya Senyawa tersebut termasuk senyawa yang sekunder karena menimbulkan  sporadis dan tidak dapat berperan dalam metabolisme-metabolisme primer organisme
    Menurut Sukman (1991:231) mengungkapkan bahwa tumbuhan yang dapat menghasilkan alelokimia yang merupakan hasil dari metabolit sekunder ialah di bagian akar, daun, serbuk sari, rizoma, batang, biji dan bunga. Pernyataan ini sesuai dengan Moenadir (1998:73-88) bahwa Alelopati ini kebanyakan berada dalam jaringan tanaman, dan dikeluarkan dengan cara residu. Contoh zat kimia yang dapat bertindak sebagai alelopati adalah gas beracun. Yaitu Sianogenesis merupakan reaksi hidrolisis yang membebaskan gugusan HCN, Ally-lisothio cyanat, amonia, dan β-fenil sianat yang sejenis gas yang dapat menghambat perkecambahan dari biji. Selain gas, aldehida,  asam organik, asam aromatik, terpenoida fumarin, tanin, alkaloida , dan streroida dapat mengeluarkan zat alelopati.
    Berdasarkan pengamatan visual, penanaman jagung/Zea mays dan kacang hijau/Phaseolus sp. pada medium tanah yang telah diberi dengan ekstrak Alang-alang dan akasia telah dibuktikan selama pengamatan, bahwa kedua ekstrak tersebut baik alang-alang maupun akasia dapat menghambat pertumbuhan tanaman jagung dan kacang hijau dari pengukuran tiap 2 hari sekali. Alang-alang maupun akasia merupakan tanaman gulma memiliki sifat allelopati, sehingga gulma ini kompetitif dengan tanaman-tanaman lainnya yang akan mengakibatkan menurunnya produksi tanaman. Dari ekstrak alang-alang maupun ekstrak akasia merupakan senyawa yang beracun, sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan jagung maupun kacang hijau. Telah dilihat dari tabel pengamatan, bahwa pengaruh dari ekstrak akasia dan alang-alang mengalami keterhambatan tumbuh dan berkembang. Pengaruh kedua ekstrak tersebut memliki perbedaan dari segi tinggi yang dihasilkan oleh kacang hijau maupun jagung.
    Jika dilihat pada tabel pengamatan, bahwa ekstrak akasia lebih cepat memberikan dampak alelopati pada kacang hijau dan jagung dibandingkan dengan alang-alang. Begitu pula dengan konsentrasi yang diberikan, bahwa dengan perbandingan 1:1, ekstrak akasia memberikan reaksi yang cepat pada beberapa biji kacang hijau maupun jagung rata-rata dari biji tersebut tidak dapat tumbuh bahkan mati. Semakin tinggi konsentrasi tanaman alelopati yang diberikan pada biji, maka semakin sulit biji tersebut mengalami perkecambahan sehingga dua macam biji tersebut telah terlihat rusak, karena telah diberikan perlakuan dengan ekstrak allelopati. Allelopati dalam prinsipnya merupakan pengaruh yang sifatnya merusak, merugikan menghambat, namun dalam keadaan tertentu alelopati tersebut ada yang sifatnya menguntungkan.
    Jika dibandingkan pertumbuhan dari pada tinggi batangnya, tinggi tanaman kacang hijau terlihat lebih tinggi dibandingkan tinggi tanaman jagung. Menurut Wiroatmojo (1992:1-6) menyatakan bahwa persaingan antara tumbuhan, secara tak langsung akan terbawa oleh modifikasi lingkungan. Dalam tanah, sistem ini akan bersaing untuk memperoleh air dan bahan makanan. Oleh karena mereka tidak bergerak, maka media menjadi faktor penting, di atas tanah, maka tumbuhan yang lebih tinggi akan dipengaruhi oleh sinar, suhu, kelembaban serta aliran udara pada permukaan tanah.
    Menurut Sastroutomo (1990:141) mengungkapkan bahwa metabolit yang telah ditemukan pada rimpang ilalang ialah terdiri dari arundoin, saponin, skopolin, katekol,  isoarborinol, silindrin, simiarenol, stigmasterol, skopoletin, phidroksibenzaladehida, asam d-malat, asam sitrat, asam oksalat, potassium dan sejumlah besar kalsium. Sedangkan pada daun alang-alang telah mengandung polifenol .Alang-alang ini telah menyaingi tanaman yang lain dengan mengeluarkan beberapa senyawa yang beracun. Senyawa yang dikeluarkan berupa golongan fenol.
    Alelopati ini tentunya menguntungkan untuk spesies yang menghasilkannya, akan tetapi merugikan bagi tumbuhan sasarannya. Oleh sebab itu, tumbuhan yang menghasilkan alelokimia pada umumnya dominasi pada daerah tertentu, sehingga populasi hunian adalah populasi tumbuhan penghasil alelokimia. Sehingga dengan adanya interaksi ini, maka penyerapan nutrisi maupun air dapat terkonsentrasi pada tumbuhan yang menghasilkan alelokimia.
    BAB II
    Kesimpulan
    Berdasarkan pengamatan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
    2.1 Peristiwa alelopati adalah peristiwa adanya pengaruh jelek dari zat kimia (alelopat) yang dikeluarkan tumbuhan tertentu yang dapat merugikan pertumbuhan tumbuhan lain jenis yang tumbuh disekitarnya. Bagian tumbuhan yang dibuat sebagai ekstrak allelopati yaitu bagian akar dari alang-alang dan daun akasia karena pada bagian inilah alelopat sering dikeluarkan pada alang-alang dan akasia, jenis yang dikeluarkan pada umumnya berasal dari golongan fenolat, terpenoid, dan alkaloid. Pengaruh ekstrak alang-alang lebih baik dari pengaruh ekstrak akasia, dimana tingkat pertumbuhan tanaman jagung dan kacang hijau yang diberi ekstrak alang-alang lebih rendah dari yang diberi ekstrak akasia. Pemberian ekstrak allelopati (alang-alang dan akasia) pada jagung dan kacang hijau dengan konsentrasi 1:1, 1:3 dan 1:6, sehingga semakin tinggi konsentrasi senyawa alelokimianya maka semakin besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman jagung itu, diaman alelokimia dengan konsentrasi tinggi lebih cepat menghambat pertumbuhan tanaman jagung dan kacang hijau, begitupula sebaliknya. Kemudian dibuat pula control dengan air.



    BAB III REFLEKSI
         1.      Pengetahuan dan pengalaman apa yang diperoleh dari praktikum ?
         Jawab:
                Pengalaman yang diperoleh ialah ketika melakukan praktikum ini secara langsung dengan membuat ekstrak Acacia mangium dan ekstrak Imperata cylindrica terlebih dahulu kemudian diberi perlakuan dengan menggunakan biji-bijian palawijaya seperti biji Phaseolus radiatus dan biji Zea mays, sehingga praktikan lebih mengerti dan memperoleh pengetahuan yang lebih setelah mengamati pengaruh alelopati terhadap biji tersebut yang berlangsung selama 2 minggu .
    2. Kendala (kesulitan ) apa saja yang ditemukan pelaksanaan praktikum ?
    Jawab :
    Kendala yang ditemukan saat pelaksanaan praktikum yaitu praktikan kurang teliti saat mengukur tinggi dari pada batang kecambah saat pengamatan berlangsung. Oleh karena itu tingkat kevalidan dari hasil pengukuran tersebut kurang oplimal.
          3.  Saran yang dapat diberikan untuk perbaikan pelaksanaan praktikum yang akan datang?
    Jawab:
     Saran saya pada praktikum ini ialah sebaiknya praktikum pada materi ini yang akan datang praktikan lebih teliti lagi dalam mengukur batang dari kecambah yang dihasilkan baik itu kecambah kacang hijau maupun kecambah jagung.

    DAFTAR PUSTAKA

    Irwan, Z.D.. 2007. “Prinsip-Prinsip Ekologi”. Jakarta : Bumi Aksara
    Moenandir,jody.1988. “Persaingan Tanaman Budidaya dengan Gulma”. Jakarta: Rajawali pers
    Sastroutomo, S. S. 1990. “Ekologi Gulma”. Jakarta :Gramedia Pustaka Utama.
    Sukman, Y., & Yakub. 1991. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. Jakarta: Rajawali Pers
    Wiroatmojo, J. 1992. Alelopati pada tanaman Jahe. Buletin Agronomi. 10(3): 1-6. 



  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar