Sistem Pernapasan Manusia
Organ yang berperan penting dalam
proses respirasi adalah paru - paru/pulmo. Sistem respirasi terdiri dari
hidung/nasal, faring, laring, trakea, brokus, bronkiolus dan alveolus.
Respirasi adalah pertukaran antara O2 dan CO2 dalam paru-paru, tepatnya dalam
alveolus. Pernapasan sangat penting bagi kelanjutan hidup manusia. Apabila
seseorang tidak bernafas dalam beberapa saat, maka orang tersebut akan
kekurangan oksigen (O2), hal ini dapat mengkibatkan orang tersebut kehilangan
nyawanya. (Utama, 2018:2)
Fungsi sistem pernafasan ialah
1. Tempat
terjadinya pertukaran gas dari atmosfer ke sirkulasi darah
2.
Memindahkan
udara dari dan permukaan paru-paru.
3. Melindungi
dan menjaga mukosa dari dehidarasi, perubahan suhu atau variasi lingkungan
sekitar, serta mempertahankan permukaan mukosa lainnya dari invasi bakteri
pathogen
4. Memproduksi
bunyi atau suara untuk berbicara, bernyanyi, dan kegiatan komunikasi verbal
lainnya
5. Menyediakan
sensasi penciuman untuk dikirim ke system saraf pusat dari epitalium saraf
olfaktorius di bagian superior rongga hidung.
Saluran pernapasan berfungsi
untuk menghantarkan udara dari dan
kepermukaan paru. Saluran pernapasan bagian atas dan berlanjut pada system
konduksi udara. Udara yang telah mencapai alveoli telah bersih dari partikel-partikel
asing dan bakteri pathogen. Selain itu kelembaban dan suhu udara telah sesuai
dengan batas yang mampu diterima oleh alveoli. Semua proses tersebut terlaksana
karena adanya mukosa respirasi yang mengatur agar aktivitas tersebut berjalan
secara optimal (Muttaqin, 2008:2).
Ketika
kebanyakan orang berpikir tentang sistem pernapasan, mereka secara alami fokus
pada organ paru-paru dan kegiatan bernafas. Sesungguhnya, bernafas adalah
fungsi yang diperlukan dari tubuh yang sehat. Tanpa adanya paru-paru, sel-sel
tubuh tidak bisa beroperasi dengan baik. Paru-paru hanyalah salah satu bagian
dari organ pernafasan. Organ pernafasan yang lainnya juga ikut berperan antara
lain seperti hidung, faring, laring (penghasil suara), trakea (batang
tenggorok), bronkus, bronkeolus, dan alveoli.
Untuk
bernafas, tubuh harus mengambil udara melalui hidung. Udara terdiri dari banyak
gas yang berbeda. Sekitar 78 persennya adalah nitrogen, 21 persen adalah
oksigen, dan argon, karbon dioksida, metana, dan gas-gas langka lainnya
membentuk 1 persen terakhir. Dari semua gas yang membentuk udara yang kita
hirup, oksigen merupakan unsur gas yang dapat digunakan oleh tubuh. Lew
(2010:5)
Organ-organ Pernapasan Manusia
a. Hidung
Hidung atau nasal berfungsi sebagai
saluran untuk mengalirkan udara ke dalam paru-paru, sebagai penyaring kotoran
dan melembabkan serta menghangatkan udara yang dihirup ke dalam paru-paru .
Nasal terdiri atas bagian eksternal dan internal. Bagian eksternal menonjol
dari wajah dan disangga oleh tulang hidung dan kartilago, dilindungi otot -
otot dan kulit , serta dilapisi oleh membran mukosa. Lapisan dalam terdiri dari
selaput lendir yang berlipat-lipat yang dinamakan karang hidung (konka nasalis)
yang berjumlah 3 buah :
a.Konka
nasalis inferior (karang hidung bagian bawah)
b.Konka
nasalis media (karang hidung bagian tengah)
c.Konka
nasalis superior (karang hidung bagian atas)
Gambar 1.1 Membran yang melapisi
hidung
memungkinkan udara untuk dihangatkan, dibasahi, dan
disaring ketika dihirup.
memungkinkan udara untuk dihangatkan, dibasahi, dan
disaring ketika dihirup.
Sumber : Lew (2018:6)
Dasar
dari rongga hidung dibentuk oleh tulang rahang atas, ke atas rongga hidung
berhubungan dengan beberapa rongga yang disebut sinus para nasalis yang terdiri
dari :
a.
Sinus maksilaris pada rongga rahang atas
b.
Sinus frontalis pada rongga tulang dahi
c.
Sinus sfenoidalis pada rongga tulang baji
d.
Sinus etmoidalis pada rongga tulang tapis
Fungsi
dari organ hidung antara lain :
a.Bekerja
sebagai saluran udara pernapasan
b.Sebagai
penyaring udara pernapasan yang di lakukan oleh bulu-bulu hidung
c.Dapat
nenghangatkan udara pernapasan oleh mukosa
d.Membunuh
kuman yang masuk bersama udara pernapasan oleh leukosit yang terdapat dalam
selaput lendir (mukosa) atau hidung. (Utama, 2018 :2-5)
b. Faring
Faring berasal dari kata Pharynx dari
bahasa yunani yang berarti tenggorokan. Panjang faring pada umumnya sekitar
12-15 cm. Faring merupakan saluran yang menghubungkan antara hidung ke trakea
dan mulut ke esophagus. Faring berbentuk seperti tabung kerucut karena pada
bagian awal nya besar dan akan menyempit saat menuju akhir sehingga menyerupai
corong. (Utama, 2018: 5-6). Faring terdiri atas tiga bagian yang dinamai
berdasarkan letaknya, yakni nasofaring (dibelakang hidung), orofaring
(dibelakang mulut), dan laringofaring (dibelakang laring).(Muttaqin, 2008:5).
Bagian –Bagian Faring
Ada 3 bagian utama yang terdapat pada faring- bagian-bagian
tersebut meliputi:
1. Nasofaring
Nasofaring merupakan faring yang letak di belakang rongga
hidung dan bagian ini hanya dapat di lalui oleh udara saja. Nasofaring biasanya
dikenal dengan sebutan saluran hidung-tenggorokan. Lebar dan panjang nasofaring
sekitar 2 cm dan 4 cm. di nasofaring terdapat 2 bagain penting lainnya
yaitu:
1. Tuba eustachius, adalah merupakan bagian penghubung
antara nasofaring dan telinga bagian tengah dan berfungsi untuk mengatur dan
menyeimbangkan tekanan udara telinga dengan bagian luar tubuh manusia. Tabung
Eustachius akan terbuka saat kita bersin, menelan, menguap dan menggerakan
rahang dengan posisi tertentu. 1/3 Bagian tabung Eustachius adalah struktur
tulang pada bagain arah telinga dan 2/3 bagian tabung Eustachius adalah tulang
rawan yang dekat dengan arah nasofaring.
2. Tonsil adenoid (faringeal) adalah massa berlobus yang
terletak di langit-langit mulut dan tersusun atas jarinagn limfoid. Fungsinya
adalah untuk mencegah dan melawan bakteri atau organism berbahaya masuk kedalam
melalui mulut dan hidup. Tonsil adenoid (faringeal) dapat menghasilkan antibody
untuk melawan infeksi.
2. Orofaring
Merupakan bagian faring yang letaknya dibelakang rongga
mulut. Berperan dalam sistem pernapasan dan pencernaan dan dapat dilewati oleh
udara dan juga makanan. Dalam orofaring terdapat klep yang disebut
epiglotis yang berfungsi sebagai pengatur agar makanan tidak masuk ke saluran
pernapasan.
Saat proses bernapas berlangsung, klep tersebut akan membuka
saluran pernapasan dan menutup saluran pencernaan, sedangkan saat kita akan
menelan makanan klep akan membuka saluran pencernaan dan menutup saluran
pernapasan.
Dibagian dinding lateral terdapat tonsil palatina yang
tersusun dari jaringan limfotik dan berguna untuk melindunginya dari
infeksi.
3. Laringofaring
Merupakan bagian akhir dari faring dan dilewati oleh udara
dan makanan. Laringofaring adalah tempat atau titik temu saluran pencernaan dan
pernapasan. Saat proses menelan, maka saluran pernapasan akan tertutup oleh
sebab itu kita tidak bisa bernapas saat menelan. Laringofaring dilapisi
sel epitel skuamosa yang berlapis. Laringofaring biasanya disebut juga dengan
sebutan hipofaring.
Gambar 1.2 Bagian-bagian Faring
sumber:https://www.klik-sma.com
c. Laring
Laring merupakan saluran pernapasan berupa tabung iregular
(tak beraturan) yang terletak antara faring dengan trakea. Laring, merupakan
organ pembuka dalam saluran pernapasan. Laring sangat penting bagi manusia,
mengingat trakea dan esophagus terletak pada posisi yang sama, dengan demikian
harus ada pengaturan agar makanan yang masuk tetap memasuki esophagus. Dengan
adanya laring, pengaturan tersebut dapat berjalan sempurna. Di dalam laring
terdapat:
1. Epiglotis
Merupakan bagian laring yang menjulur keluar ke bagian
faring. Epiglotis tersusun atas tulang rawan elastis. Keberadaan epiglotis
sangat penting dalam pengaturan pernapasan dan pencernaan. Epilotis tersusun
atas sel – sel epitel gepeng (pipih) yang beralih ke epitel silindrin secara
berangsur – angsur pada daerah yang mendekati trakea.
2. Pita suara
Pita suara merupakan tulang rawan hialin yang melebar pada
bagian lumen laring tepat di bawah epiglotis. Pasangan tulang bagian atas
membentuk pita suara palsu yang dilapisi oleh lapisan epitel bersilia serta
kelenjar mukosa. Sementara itu, pada tulang bagian bawah membentuk pita suara
sejati. Jalinan serat – serat elastin membentuk ligamen vokal yang diselingi
oleh otot lurik. Keberadaan otot lurik dalam laring berperan dalam mengatur
tegangan dalam ligamen tersebut. Suara yang muncul merupakan hasil dari
tegangan ligamen ketika dilewati udara.
a. Anatomi Laring
Laring tersusun atas:
1. Jaringan epitel
Jenis epitel yang menyusun laring bervariasi. Namun sebagian
besar tersusun atas epitel silindris bersilia (pada lumen laring). Sementara
jenis epitel lain yang menyusun laring ialah epitel pipih yang terdapat pada
bagian ujung epiglotis. sel – sel epitel silindris pada lumen laring menghasilkan
mukus atau lendir.
2. Jaringan ikat
Jenis jaringan ikat yang menyusun laring ialah:
a. Lamina propia
Merupakan bagian membran basal pada lapisan epitel.
Berfungsi menghubungkan lapisan epidermis dengan jaringan lainnya. Di dalam
lamina propia terdapat tulang rawan laringeal yang pada orang tua mengalami
perkapuran.
b. Ligamen
Ligamen merupakan kelompok jaringan ikat padat yang
menghubungkan otot dengan tulang. Berkas – berkas ligamen menbentuk pita suara
yang menghasilkan nada atau bunyi. Suara atau bunyi ditimbukan oleh getaran
yang ditimbulkan oleh ligamen.
c. Tulang rawan
Jenis tulang rawan yang menyusun laring umumnya ialah tulang
rawan hialin. Naun pada epiglotis tersusun atas tulang rawan elastis. Tulang
rawan berfungsi sebagai penyokong struktural dan fungsional laring.
3. Jaringan otot
Jenis otot yang menyusun laring ialah otot lurik yang
menyusun pita suara bersama ligamen (muskulus fokalis). Getaran yang dihasilkan
oleh gerakan otot ini menyebabkan munculnya suara.
b. Fungsi Laring
Adapun fungsi laring adalah sebagai berikut:
1. Melindungi tabung trakea dari masuknya makanan
Epiglotis yang terletak di bagian pangkal laring berfungsi
untuk melindungi masuknya makanan dan air ketika sedang makan. Epiglotis akan
menutup trakea sehingga tabung pernapasan tertutup. Epiglotis hanya akan
menutup ketika menelan makanan, oleh karenanya dilarang bicara ketika sedang
makan atau minum. Jika hal ini dilakukan maka akan makanan dan minuman dapat
masuk ke trakea. Tersedak merupakan gerak refleks yang diatur untuk
mengeluarkan makanan dan minuan tersebut.
2. Membuka jalan napas
ketika sedang tidak menelan makanan, epiglotis pada laring
akan senantiasa terbuka untuk menyalurkan udara pernapasan dari hidung masuk ke
tenggorokan.
3. Menghubungkan faring dengan trakea
Laring merupakan tabung pendek yang menghubungkan trakea
dengan faring.
4. Mengarahkan makanan masuk ke esofagus
Ketika menelan makanan maka epiglotis pada laring akan
menutup sehingga makanan akan memasuki esofagus. Dengan demikian, salura akan terlindungi
dari masuknya zat makanan. Dinding – dinding saluran napas yang bersilia tidak
mampu menerima masuknya zat makanan. Hal ini dapat melukai saluran pernapasan.
Air yang masuk ke dalam saluran pernapasan akan mengendap di paru – paru dan
menganggu proses pernapasan.
5. Menghasilkan nada suara
Tulang laring yang melebar membentuk pita suara yag tersusun
atas jalinan ligamen dan otot lurik. Suara yang ditimbulkan terjadi ketika
laring terbuka. Getaran yang ditimbulkan oleh jalinan ligamen ini akan menghasilkan
suara karena gesekan dengan udara yang masuk.
Gambar 1.3 Laring memiliki dua lapisan ligament yang disebut pita suara
sumber : http://kakakpintar.com/fungsi-laring-pengertian-dan-anatomi-laring-pada-manusia/
d. Trakea (Tenggorokan)
Trakea atau batang tenggorok merupakan lanjutan dari laring
yang dibentuk oleh 16-20 cincin yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang
berbentuk kuku kuda (huruf C). sebelah dalam diliputi oleh selaput lendir
berbulu getar yang disebut sel bersilia, hanya bergerak ke arah luar. Panjang
trakea 9-11 cm dan dibelakang terdiri dari jaringan ikat yang dilapisi otot
polos.
Gambar 1.4 Trakea disusun oleh struktur tulang rawan berbentuk huruf C
Sumber: Utama (2018:8)
Trakea bersifat fleksibel, sehingga mampu mengalami kontraksi
dan kembali mengalami relaksasi keukuran semula. Kontraksi otot polos trakea
akan mengurangi ukuran diameter rongga trakea, dan pada keadaaan ini dibutuhkan
tenaga yang cukup besar untuk mengeluarkan udara dari paru-paru. Tulang rawan
berfungsi mencegah terjadinya penyumbatan dan menjamin keberlangsungan jalannya
udara, walaupun terjadinya tekanan selama pernapasan. Trakea burfungsi sebagai
perlintasan udara setelah melewati saluran pernapasan bagian atas membawa udara
bersih, hangat dan lembab. Pada trakea terdapat sel-sel bersilia yang berguna
untuk mengeluarkan benda-benda asing yang masuk bersama-sama denganudara
pernafasan. Yang memisahkan trakea menjadi bronkus kiri dan kanan disebut
dengan karina (Utama, 2018:7-8).
e. Cabang Batang Tenggorok (Bronkus)
Bronkus memiliki struktur yang serupa dengan trakea.
Bronkus kiri dan kanan tidak simestris. Bronkus kanan lebih pendek, lebih lebar
dan lebih vertikal seperti trakea. Sebaliknya, bronkus kiri lebih panjang,
lebih sempit dan sudutnya pun lebih runcing. Bentuk anatomi yang khusus ini
memiliki implikasi klinis terdiri seperti jika ada benda asing yang
terinhalasi, maka benda itu lebih memungkinkan berada di bronkus kanan
dibandingkan bronkus kiri karena arah dan lebarnya.
Bronkus
Pulmonaris
Bronkus Pulmonaris bercabang dan beranting sangat
banyak. Cabang bronkus memiliki struktur seperti trakea. Dinding bronkus dan
cabang-cabangnya dilapisi epitelium batang, bersilia, dan berlapis semu.
Saluran yang semakin kecil menyebabkan jenis epitelium bronkus mengalami
penyesuaian sesuai dengan fungsinya
. Bronkus Pulmonaris disebut saluran
penghantar udara karena fungsi utamanya adalah mengantar udara ke tempat
pertukaran gas di paru. Selain bronkus terminalis terdapat pula asinus yang
merupakan unit fungsional paru sebagai tempat pertukaran gas. Asinus terdiri
atas bronkhiolus respiratorius dan duktus alveolaris yang seluruhnya dibatasi
alveoli dan sakus alveolus terminalis yang merupakan struktur akhir paru
(Mutaqqin, 2008:8).
Gambar 1.5 Struktur anatomi saluran pernapasan bagian
bawah, struktur anatomi trakea dengan cincin dan plat kartilago yang berfungsi
menjaga agar respirasi berjalan dengan baik.
(Sumber: Simon dan Schuster, 20032003 dalam Mutaqqin, 2008:8)
Video penjelasan
Bronkus
|
f. Anak Cabang Batang
Tenggorok (Bronkiolus)
Bronkiolus
adalah percabangan selanjutnya dari bronkus yang berfungsi sebagai jalan masuk
udar menuju alveolus. Bronkiolus memiliki diameter sekitar 1mm atau bahkan
lebih kecil.diameter bronkiolus dapat berubah untuk menyesuaikan tekanan udara
yang masuk. Diameter bronkiolus yang membesar disebut bronkodilasi yang
dirangsang oleh hormon epineprine dan saraf simpatik. Sementara penyempitan
diameter bronkiolus disebut dengan bronkokonstriksi yang dirangsang oleh
histamin dan saraf parasimpatis
Jika
bronkus tersusun dari sel epitel squamosa, jaringan pada bronkiolus terdiri
dari sel epitel kuboid bersilia dan juga otot polos. Bronkiolus terbagi menjadi
bagian yang lebih kecil yang disebut terminal yang diameternya kurang dari
0.5mm. pada terminal bronkiolus inilah terdapat duktus alveolus. Terminal
bronkiolus adalah tempat berakhirnya perjalanan udara yang selanjutnya udara
akan mengalami pertukaran dalam alveolus.
Gambar 1.6 Anak Cabang Batang Tenggorok (Bronkiolus)
sumber: https:// www.sridianti.com
g.
Alveolus
Ada
sekitar 300-400.000.000 alveoli dalam paru-paru orang dewasa. Diameter
rata-rata dari alveolus adalah sekitar 200 sampai 300 mikron. Alveoli
mengandung kolagen dan serat elastis. yang dilapisi dengan sel epitel dan
pori-pori di antara mereka yang disebut Kohn. Selama pernafasan, jaringan ikat
elastis yang membentuk ruang antara alveoli paru-paru mulai berfungsi.
Sebuah
alveoli terdiri dari tiga sel utama yang berbeda seperti sel alveolar skuamosa,
sel-sel epitel skuamosa dan sel alveolar besar. Sel-sel epitel skuamosa juga
disebut sel Tipe I dan sel-sel alveolar besar juga dikenal sebagai sel Tipe II.
Struktur dinding alveolar dibuat oleh sel-sel alveolar skuamosa. Sel-sel epitel
skuamosa membentuk kapiler yang mencakup sekitar 70% dari daerah tersebut.
Fungsi
kapiler ini adalah untuk difusi gas. Akhirnya, sel-sel alveolar besar
mensekresikan surfaktan yang membantu pada pengurangan tegangan permukaan air.
Hal ini juga membantu dalam pemisahan membran dan meningkatkan pertukaran gas.
Jika endotelium dari alveolus akan rusak, sel-sel alveolar besar membantu dalam
memperbaiki mereka.
Alveolus
juga terdiri dari sel-sel makrofag. Sel-sel ini membantu dalam menghancurkan
berbagai benda asing seperti bakteri, dll dan memiliki fungsi yang terkait
dengan sistem kekebalan tubuh.
Fungsi
Alveoli
Fungsi dasar dari alveoli adalah untuk pertukaran gas.
Alveoli adalah kantung udara di mana pertukaran gas (oksigen dan karbon
dioksida) terjadi dalam paru-paru. Alveoli adalah tempat di mana pertukaran gas
selama respirasi berlangsung. Alveoli dikelilingi oleh kapiler yang membawa
darah. Pertukaran karbon dioksida dalam darah dari kapiler ini terjadi melalui
dinding alveolus.
Alveoli
mulai berfungsi ketika kita menghirup udara melalui lubang hidung kita. Udara
melewati rute yang panjang yang terdiri dari berbagai organ pada sistem
pernapasan. Organ-organ ini termasuk saluran hidung, faring, laring, trakea,
bronkus utama, saluran bronkial kecil, bronkiolus dan akhirnya mencapai
alveolus melalui kantung udara kecil. Udara mengandung oksigen yang diserap
oleh darah mengalir melalui kapiler. Oksigen ini kemudian diteruskan ke sistem
peredaran darah, sehingga menyelesaikan siklus pertukaran gas.
Gambar 1.7 Proses
pertukaran oksigen dari alveolus ke dalam darah.
Dan setelah berada di darah,
oksigen dibawa ke sel-sel tubuh yang membutuhkan
Sumber : https://www.shutterstock.com/g/alila?searchterm=respiration
h. Paru-paru
Terdapat Sepasang paru-paru yang terletak di dalam rongga
dada. Masing-masing paru-paru dibungkus dalam kantong berdinding ganda yang
disebut pleura. Bronkus bercabang-cabang lagi menjadi bronkiolus yang lebih
kecil. Setiap bronkiolus berakhir pada kantong udara berdinding tipis yang
disebut alveolus (jamak alveoli) atau kantong alveolar yang berbentuk seperti
seikat anggur.
Dinding alveoli sangat tipis dan ditutupi oleh kapiler darah. Disini terjadi pertukaran gas pernafasan, antara gas dari dalam darah dan gas (udara) dari kantong alveolar. Pertukaran gas tersebut terjadi secara difusi melalui dinding alveolar. Kedua paru-paru memiliki sekitar 300 juta alveoli. Luas total permukaan alveoli kedua paru-paru hamper seluas 400 sampai 800 kaki persegi yang menjadikannya sangat efisien untuk pertukaran gas.
Gambar 1.8 Paru-paru
sumber: https://www.shutterstock.com/g/alila?searchterm=respiration
Mekanisme Pernapasan Pada Manusia
Ketika kita
menarik napas, udara dari luar mengalir masuk ke dalam alveoli paru-paru.
Peristiwa ini disebut inhalasi (inspirasi). Selama inhalasi,
diafragma dan otot yang menempel pada tulang rusuk berkontraksi. Akibatnya,
rongga dada membesar karena dada bergerak ke atas dan ke depan sehingga
menambah volume di dalam rongga dada. Dengan adanya penambahan volume, tekanan
udara di dalam rongga dada menurun dan udara dari luar segera mengalir ke
paru-paru melalui nostril, trakea, dan bronki. Dengan cara ini, alveoli terisi
dengan udara yang kaya oksigen. Selanjutnya, oksigen dari dinding tipis alveoli
merembes ke kapiler darah (yang mengelilingi alveoli) dan terjadi pertukaran
gas. Karbon dioksida dari jaringan merembes ke darah dan diangkut ke alveoli
untuk diembuskan.
Ketika
menghembuskan napas, diafragma dan otot pada tulang rusuk berelaksasi karena
rongga dada berkontraksi dan menjadi lebih keci. Hal tersebut menyebabkan
karbon dioksida terdorong keluar dari paru-paru melalui trakea dan nostril.
Dihembuskannya udara atau karbon dioksida disebut ekshalasi (ekspirasi).
Dengan demikian, proses bernapas terdiri atas dua peristiwa, yaitu inhalasi dan
ekshalasi yang terjadi secara tidak sadar.
Jenis-jenis
Pernafasan Pada Manusia
1.Pernapasan
Dada
Pernafasan
dada terutama diatur oleh kontraksi dan relaksasinya otot-otot tulang rusuk.
>>Fase
Inspirasi
Pada
waktu otot antar tulang rusuk berkontraksi, rongga dada membesar. Oleh karena
rongga dada merupakan ruang tertutup, maka tekanan udara di dalamnya mengecil.
Paru-paru yang dilindungi selaput tipis (pleura) akan mengembang, sehingga
udara luar masuk kedalam paru-paru melalui saluran pernafasan.
>>Fase
Ekspirasi
Apabila otot antar tulang rusuk relaksasi (mengendur), rongga dada mengecil sehingga tekanan udara didalamnya naik dan menekan dinding paru-paru. Volume paru-paru mengecil dan menekan udara di dalam keluar melalui saluran pernapasan.
2.
Pernapasan Perut
Proses
inspirasi dan ekspirasi pada dasarnya sama dengan pernafasan dada. Perbedaannya
terletak pada otot yang mengaturnya. Pernafasan perut terutama diatur oleh
kontraksi dan relaksasi otot diafragma.
>>Fase
Inspirasi
Fase
Inspirasi terjadi pada waktu otot diafragma berkontraksi, yang ditandai dengan
permukaan diafragma turun 1 sampai 5 cm, rongga dada membesar, tekanan udara
didalamnya turun, di ikuti membesarnya paru-paru dan menurunnya tekanan udara
didalam paru-paru, sehingga udara luar masuk melalui saluran pernafasan.
>>Fase
Ekspirasi
Apabila
diafragma relaksasi, maka akan terjadi peristiwa ekspirasi atau kembalinya otot
diafragma ke posisi semula sehingga rongga dada menjadi kecil. Akibat tekanan
dalam rongga dada membesar daripada tekanan diluar.
Jenis pernafasan yang umum di lakukan oleh manusia adalah pernapasan dada. Sedangkan untuk dapat melakukan pernapasan perut di perlukan latihan yang rutin.
Proses Pertukaran Oksigen dan Karbondioksida di Alveolus
Di dalam alveolus akan
terjadi pertukaran gas. Oksigen yang kita hirup sewaktu bernapas, akan masuk ke
dalam alveolus dan kapiler-kapiler darah yang ada di dalamnya dengan cara
difusi, untuk dikirimkan ke seluruh bagian tubuh. Demikian pula dengan
karbondioksida, gas ini akan diangkut keluar tubuh dengan cara yang sama.
a.
Difusi dan Pengangkutan Oksigen
Pada
saat kita bernapas, gas yang kita butuhkan adalah oksigen. Oksigen akan
berdifusi ke dalam alveolus, kemudian diedarkan ke seluruh sel di dalam tubuh.
Difusi oksigen ke dalam sel tubuh terjadi akibat adanya perbedaan tekanan. Pada
saat tekanan udara luar satu atmosfer (760 mmHg), tekanan oksigen di dalam
paru-paru 150 mmHg, arteri 100 mmHg, dan tekanan oksigen di dalam jaringan 0-40
mmHg. Karena tekanan di luar sel lebih tinggi maka oksigen akan berdifusi masuk
ke dalam sel-sel jaringan tubuh.
Pada
saat tekanan oksigen di dalam arteri 100 mmHg, setiap 100 ml darah dapat
mengangkut 19 ml oksigen. Dari jumlah tersebut, 12 ml oksigen akan terbawa
darah di vena, sedangkan yang 7 ml akan masuk ke dalam sel-sel jaringan tubuh.
Sehingga, pada seorang wanita dengan 5 lt darah, dapat menyampaikan 350 ml
oksigen setiap kali beredar.
Pengangkutan
oksigen dalam tubuh dilakukan oleh plasma darah dan haemoglobin. Hemoglobin
dapat mengikat dan melepaskan oksigen dalam reaksi bolak-balik. Proses
pengikatan dan pelepasan oksigen di pengaruhi oleh kadar O2, CO2, dan tekanan
oksigen. Reaksinya adalah sebagai berikut.
HbO2
Hb + O2
dalam pembuluh
darah dalam paru-paru
|
b.
Difusi
dan Pengangkutan Karbondioksida
Difusi
CO2 dan jaringan ke darah dan alveolus juga dipengaruhi oleh
perbedaan tekanan. Pada saat tekanan CO2 di dalam jaringan 60 mmHg,
tekanan CO2 di dalam vena 47 mmHg, dan di dalam jaringan tubuh lebih
tinggi daripada vena dan alveolus maka CO2 pun akan berdifusi keluar
dari jaringan ke alveolus.
Pengangkutan karbondioksida dapat
berlangung melalui tiga cara, yaitu sebagai berikut.
1)
CO2
+ H2O H2CO3 H+ +HCO3-
5 % dari CO2 darah asam karbonat
|
2)
Pengangkutan
30% CO2 dalam bentuk karbomino, yaitu CO2 berdifusi ke
dalam sel darah merah dan berikatan dengan NH2..
3)
Sisanya
65 % pengangkutan CO2 dalam bentuk ion HCO3-,
disebut pertukaran klorida melalui prose berantai, yaitu CO2 masuk
ke sel darah merah dan terjadi reaksi bolak-balik yang dipercepat oleh enzim
karbonat anhydrase, kemudian H+ yang bersifat racun akan diikat oleh
Hemoglobin. HCO3- keluar dari sel darah merah menuju
plasma darah, kemudian kedudukannya diganti oleh Cl dari plasma darah.
Reaksinya adalah sebagai berikut.
CO2
+ H2O H2CO3 H+ +HCO3-
Karbonat
anhidrase
|
Kapasitas
Paru-paru
Kapasitas
paru-paru adalah suatu kemampuan paru-paru dalam menampung udara pernapasan.
Kapasitas peru-paru dibagi menjadi enam bagian yaitu:
Kapasitas
Paru-Paru
1.
Udara tidal
Udara
yang kaluar masuk pada saat kita melakukan pernapasan biasa atau rileks. Jumlah
volumenya adalah 500 mL.
2.
Udara komplementer
Udara yang masih bisa dihirup setelah inspirasi (pemasukan udara) biasa. Jumlah volumenya adalah 1,5 L.
3. Udara
suplementer
Udara
yang masih bisa kita keluarkan setelah ekspirasi (biasa). Jumlah volumenya
adalah 1,5 L.
4.
Kapasitas vital paru-paru
Kemampuan
paru-paru yang bisa melakukan respirasi yang kuat (jumlah udara tidal + udara
kompementer + udara suplementer). Volumenya adalah 3,5-4 liter.
5.
Udara residu
Udara
yang masih ada di dalam paru-paru setelah kita melakukan respirasi yang kuat.
Volumenya kurang lebih 500 L.
6.
Kapasitas total paru-paru
Jumlah volume udara yang dapat ditampung oleh paru-paru. Pada saat keadaan normal, volume udara di dalam paru-paru kita mencapai 4500 cc atau 4,5 L. Pada kondisi demikian disebut kapasitas total urada pernapasan kita. Yang digunakan untuk aktivitas adalh sekitar 3500 cc. Sisanya yang 1000 cc digunakan untuk mengisi paru-paru yang disebut sebagai residu (udara sisa).
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pernafasan
Pada
ukurannya, setiap menit manusia melakukan pernapasan antara 15-18 kali
(inspirasi-ekspirasi). Cepat lambatnya manusia bernapas dipengaruhi oleh
beberapa faktor, baik dari dalam maupun dari luar, yaitu:
1. Usia
Faktor usia dapat memengaruhi frekuensi
pernapasan. Hal ini dapat kita buktikan dengan mengamati frekuensi pernapasan
seorang bayi dengan orang dewasa. Dari contoh tersebut kita akan menemukan
fakta bahwa bayi atau anak – anak akan memiliki frekuensi pernapasan yang lebih
cepat dibanding orang dewasa. Bayi dan anak – anak merupakan usia pertumbuhan
dan perkembangan dalam masa ini akan dibutuhkan energi yang lebih banyak untuk
membangun sistem tubuh serta proses pertumbuhan. Oleh karena itu, bayi akan
memerlukan oksigen lebih banyak untuk memenuhi permintaan energi yang
dibutuhkan oleh tubuh. Frekuensi pernapasan pada bayi akan lebih cepat untuk
membuang karbondioksida dan mendapatkan oksigen yang baru.
2. Jenis kelamin
Pada umumnya, laki – laki memiliki
frekuensi pernapasan yang lebih cepat dibanding wanita. Pada umumnya, laki –
laki memimiliki aktivitas yang lebih banyak dan berat yang memerlukan lebih
banyak energi. Oleh karena itu, laju pernapasan laki – laki akan lebih cepat
untuk mendapatkan pasokan oksigen dalam pembentukan energi melalui respirasi
sel. Namun, hal ini tidak dapat digunakan sebagai satu – satunya faktor yang
menyebabkan laki – laki memiliki ritme pernapasan yang lebih cepat daripada
wanita. Terdapat faktor lain yang akan memengaruhi laju kecepatan respirasi
pada seseorang.
3. Suhu tubuh
Hubungan suhu dengan laju pernapasan
dapat kamu amati ketika kamu kedinginan dan kepanasan. Ingatkah kamu, bagaimana
laju pernapasan pada suhu yang berbeda??? Pada saat kedinginan atau kedinginan
tubuh akan aktif melakukan pembakaran untuk menghangatkan tubuh. Dengan
demikian, tubuh akan memerlukan oksigen lebih banyak pada saat memasuki suhu
dingin. Cobalah amati ketika kamu bepergian dan terjadi perubahan suhu yang
makin rendah (dingin) maka tubuh akan meningkatkan laju frekuensi pernapasannya.
Gangguan Pada Sistem Pernapasan Manusia
Ada
beberapa gangguan pada sistem pernapasan. Beberapa gangguan tersebut adalah
sebagai berikut.
1. Influenza
Influenza, juga dikenal hanya sebagai
flu (atau grippe), adalah infeksi virus akut pada saluran pernapasan bagian
atas atau bawah yang ditandai dengan demam, menggigil, dan perasaan lemah dan
nyeri pada otot, bersama dengan berbagai tingkat nyeri di kepala dan perut. Flu
dapat mempengaruhi individu dari segala usia, meskipun insiden tertinggi
penyakit ini di kalangan anak-anak dan dewasa muda, dan umumnya lebih sering
selama bulan-bulan dingin tahun ini.
Transmisi dan Gejala
Virus influenza ditularkan dari orang
ke orang melalui saluran pernapasan, dengan cara seperti menghirup tetesan yang
terinfeksi akibat batuk dan bersin. Ketika partikel virus masuk ke tubuh,
mereka secara selektif menyerang dan menghancurkan sel-sel epitel bersilia yang
melapisi saluran pernapasan bagian atas, saluran bronkial, dan trakea. Masa
inkubasi penyakit ini adalah satu hingga dua hari, setelah timbulnya gejala
tiba-tiba, dengan kedinginan tiba-tiba dan berbeda, kelelahan, dan nyeri otot.
Suhu naik dengan cepat menjadi 38–40 ° C (101–104 ° F). Sakit kepala difus dan
nyeri otot yang parah di seluruh tubuh dialami, sering disertai dengan iritasi
atau rasa sesak di tenggorokan. Dalam tiga hingga empat hari, suhu mulai turun,
dan orang itu mulai pulih. Gejala yang berhubungan dengan infeksi saluran
pernafasan, seperti batuk dan cairan hidung, menjadi lebih menonjol dan mungkin
disertai dengan perasaan lemas yang berlama-lama. Kematian dapat terjadi,
biasanya di antara orang lanjut usia yang sudah melemah oleh gangguan
melemahkan lainnya, dan disebabkan dalam sebagian besar kasus-kasus oleh
komplikasi seperti pneumonia atau bronkitis.
2. Emfisema
Emfisema merupakan penyakit pernapasan
yang umum terjadi pada perokok. Pada penyakit ini, permukaan untuk pertukaran
gas berkurang karena dinding yang memisahkan alveoli pecah. Dengan demikian,
pertukaran darah menjadi berkurang. Pada situasi ini, jantung harus memompa
lebih banyak darah. Kondisi ini dapat mengarah ke gagal jantung.
Orang yang memiliki pernapasan perlu di berikan masker oksigen untuk membantu pernapasan. Pada kasus yang serius, pasien di tempatkan pada suatu mesin yang disebut ventilator. Selang pada ventilator dimasukkan ke trakea pasien secara langsung untuk membantunya bernapas.
3.
Sinusitis
Sinusitis adalah peradangan akut atau
kronis pada lapisan mukosa dari satu atau lebih sinus paranasal (rongga-rongga
di tulang yang bersebelahan dengan hidung). Sinusitis biasanya menyertai
infeksi virus pernapasan atas dan dalam. Asal usul infeksi sinus akut sangat
mirip dengan infeksi telinga. Biasanya telinga tengah dan sinus steril, tetapi
mulut dan hidung yang berdekatan memiliki bakteri yang bervariasi. Dalam
kondisi normal, rambut yang sangat kecil yang disebut silia menggerakkan lendir
di sepanjang lapisan hidung dan saluran pernapasan, menjaga sinus tetap bersih.
Ketika fungsi silia rusak, infeksi dapat terjadi. Saat penderita mengalami flu
biasa, penurunan fungsi silia dapat memungkinkan bakteri untuk tetap berada di
permukaan membran mukosa dalam sinus dan menghasilkan sinusitis purulen.
Organisme yang biasanya terlibat adalah Haemophilus influenzae, Streptococcus
pneumoniae, Staphylococcus aureus, Streptococcus pyogenes,
dan banyak anaerob sensitif-penisilin lainnya. Gejala umum pada penderita sinusitis
ialah adanya nyeri pada wajah, sakit kepala, dan demam. Pada pemeriksaan fisik,
orang dengan sinusitis biasanya ditemukan memiliki peningkatan suhu tubuh,
cairan hidung, dan nyeri pada sinus.
4.
Tonsilitis
Tonsilitis
adalah infeksi peradangan pada amandel yang disebabkan oleh invasi selaput
lendir oleh mikroorganisme, biasanya Streptokokus hemolitik atau virus.
Gejala-gejalanya adalah sakit tenggorokan, kesulitan menelan, demam, dan
pembesaran kelenjar getah bening di kedua sisi leher. Infeksi berlangsung
sekitar lima hari.
5.
Asma
Asma adalah gangguan kronis pada
paru-paru di mana saluran udara yang mudah terbakar cenderung menyempit,
menyebabkan sesak dada, batuk, dan sesak napas yang berkisar dari
keparahan ringan hingga mengancam jiwa. Serangan asma dapat terjadi secara
tiba-tiba dan dapat terjadi pada usia berapa pun, sekitar setengah dari semua
kasus terjadi pada orang yang lebih muda dari usia 10 tahun, anak laki-laki
lebih sering terkena daripada anak perempuan. Pada orang dewasa, wanita
lebih sering terkena daripada pria. Ketika asma berkembang di masa kanak-kanak,
sering dikaitkan dengan kerentanan yang diwariskan terhadap alergen - zat,
seperti serbuk sari, tungau debu, atau bulu binatang, yang dapat menyebabkan
reaksi alergi.
6.
Pneumonia
Pneumonia adalah peradangan dan
pemadatan jaringan paru-paru sebagai akibat dari infeksi, menghirup partikel
asing, atau iradiasi. Banyak organisme, termasuk virus dan jamur, dapat
menyebabkan pneumonia, tetapi penyebab paling umum adalah bakteri, khususnya
spesies Streptococcus dan Mycoplasma.
7.
Tuberkulosis (TBC)
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi
yang disebabkan oleh tubercle bacillus, Mycobacterium tuberculosis. Dalam
sebagian besar bentuk penyakit, bacillus menyebar perlahan dan luas di
paru-paru, menyebabkan pembentukan nodul keras (tubercles) atau massa
cheeselike besar yang memecah jaringan pernapasan dan membentuk rongga di
paru-paru. Pembuluh darah juga dapat terkikis oleh penyakit ini, sehingga
menyebabkan orang yang terinfeksi batuk dapat mengeluarkan batuk yang bercampur
darah.
8.
Kanker Paru-paru
Kanker paru-paru adalah penyakit yang
ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak terkendali di paru-paru. Kanker
paru-paru terjadi terutama pada orang-orang antara usia 45 dan 75 tahun.
Perokok berat memiliki kemungkinan lebih besar terkena penyakit ini
dibandingkan dengan perokok ringan. Risikonya juga lebih besar bagi mereka yang
mulai merokok di usia muda. Faktor risiko lainnya termasuk paparan gas radon
dan asbes; perokok yang terpapar zat-zat ini memiliki risiko lebih besar
terkena kanker paru-paru dibandingkan bukan perokok.
Referensi:
Lew,
K. 2010. The Amazing Human Body
Respiratory System. New York : Marshall Cavendish Benchmark.
Muttaqin, A. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika
Rogers,
K. 2011. The Human Body The Respiratory
System. New York : Britannica Educational Publishing.
Setyaningsih,
E. 2011. Biology Bringing Science to Your
Life SMA/MA. Jakarta: Bumi Aksara
Utama,
S.,Y.,A. 2018. Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah. Yogyakarta: Deepublish Cv Budi Utama
http://www.pendidikanilmu.com/2017/11/faring-pengertian-bagian-struktur-fungsi-faring.html
http://kakakpintar.com/faktor-yang-mempengaruhi-frekuensi-pernapasan-pada-manusia/
http://budisma.net/2015/01/jenis-jenis-pernapasan-pada-manusia.html
http://www.pakmono.com/2015/12/kapasitas-paru-paru-pada-manusia.html
http://pustakamateri.web.id/proses-pertukaran-oksigen-dan-karbondioksida/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar