-->
  • Gua terbaik di Asia Tenggara ? Inilah Potret Gua Gong Dengan Keindahan Stalaktit dan Stalakmit


    source img :L Darmawan/Mongabay Indonesia
    Dilansir dilaman mongabay Indonesia oleh L Darmawan [Pacitan] di 1 December 2019, dijelaskan bahwa gua gong disebut sebagai gua yang memiliki stalaktit dan stalakmit terbaik di Asia Tenggara. lokasinya berada di pacitan provinsi jawa tengah, indonesia. Gua Gong merupakan bagian dari kawasan karst dan termasuk dalam Gunung Sewu Unesco Global Park dan menjadi salah satu magnet wisata di Kabupaten Pacitan, Jatim. Salah satu daya tariknya adalah, ada stalaktit dan stalakmit yang berbunyi ketika dipukul seperti gong
    Kawasan Gunung Sewu Global Park mempunyai luasan 1.300 km persegi mulai dari wilayah Gunung Kidul (DIY), Wonogiri (Jateng) dan Pacitan (Jatim).

    Ornamen stalaktit dan stalakmitnya begitu variatif. Masing-masing mempunyai karakteristik. Ada yang menjulang tinggi, ada yang menjorok ke bawah. Bentuknya ada yang seperti gerigi, ada pula bulatan. Ornamen yang unik dan menarik itulah yang barangkali menjadikan Gua Gong yang berada di Desa Bomo, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur (Jatim) itu, terbaik stalaktit dan stalakmitnya di Asia Tenggara.

    Karakteristik lainnya adalah ada sejumlah stalakmit kristal yang dipukul dengan tangan, bakal berbunyi. Suaranya nyaris sama dengan suara gong, yang merupakan salah satu alat musik gamelan. Itulah mengapa kemudian gua karst tersebut dinamakan sebagai Gua Gong.

    Gua ini terbentuk oleh proses pelarutan pada batu gamping formasi Wonosari yang berumur 1,5-3 juta tahun. Proses karsifikasi terjadi tidak begitu lama setelah batu gamping terangkat dari dasar laut, sekitar 1,8 juta tahun lalu.

    Di sekitar gua, ada pemandu wisata yang siap menemani berkeliling gua. Karena di dalam agak gelap, maka bisa menyewa senter untuk menerangi perjalanan menelusuri gua tersebut. Begitu masuk gua, rasanya seperti di “alam lain”.

    Bagian dari Gunung Sewu Geopark

    source img :L Darmawan/Mongabay Indonesia
     Menurut Parno dalam bukunya buku Gunung Sewu Unesco Global Geopark yang diterbitkan Kemendikbud pada 2018, kawasan karst yang ada di Pacitan – termasuk Gua Gong – merupakan bagian dari Gunung Sewu Geopark yang telah dikukuhkan oleh Unesco menjadi Global Geoparks Network (GGN) pada tahun 2015. Kawasan tersebut meliputi Kabupaten Gunungkidul (DIY), Kabupaten Wonogiri (Jateng) dan Kabupaten Pacitan (Jatim). Gunung Sewu Unesco Global Geopark terdapat 30 situs geosite dan 3 situs non-geosite. Kawasan ini berbentuk conical hills yang terdiri atas 40.000 bukit kars dengan panjang kawasan mencapai 800 kilometer dengan luasan endapan batu gamping berumur Neogen (Miosen Tengah) mencapai 1.300 kilometer persegi dan ketebalan mencapai lebih 200 meter. Mayoritas bukit kars Gunung Sewu berbentuk kerucut atau tempurung kelapa terbalik.

    Kawasan ini menjadi salah satu tempat terbaik untuk belajar batuan dan reservoir karbonat, baik morfologi, fasies dan lingkungan pengendapan, diagenesis, maupun reservoir karakteristik di Indonesia. Kekayaan Gunung Sewu Unesco Global Geopark salah satunya adalah gua. Gua Pindul merupakan gua yang sangat populer di Gunung Kidul.

    Di Pacitan terdapat gua sangat panjang yang dikenal dengan nama Luweng Jaran dengan panjang mencapai 25 kilometer dan gua paling dalam yang dikenal dengan Luweng Ngepoh dengan kedalaman mencapai 200 meter. Sementara itu, di Kabupaten Wonogiri juga terdapat beberapa gua yang menarik seperti Gua Tembus, Gua Mrico, Gua Sodong, Gua Potro, Gua Sapen, Gua Gilap, dan Gua Sonya Ruri. Menurut ahli sejarah dan geologi gua-gua itu dinilai terbaik dengan keragaman gua, struktur lapisan gua, dan panorama alam yang khas.


    source img :L Darmawan/Mongabay Indonesia
    Sementara, Tim Peneliti LIPI dalam bukunya Sejarah Gunung Sewu yang diterbitkan pada LIPI Press tahun 2018, menyebutkan di Jawa, luasan karst mencapai 5.000 km persegi yang tersebar di deretan Pegunungan Utara dan Pegunungan Selatan, salah satunya Karst Gunungsewu di Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

    Karst Gunungsewu memiliki luas 1.300 km persegi dengan bentukan khas berupa ribuan kubah bukit yang membentuk bentang alam yang sangat unik dan khas. Karst Gunungsewu juga memiliki sistem perguaan dengan sungai bawah tanah yang panjangnya mencapai ribuan meter bahkan puluhan ribu, dan menjadi habitat berbagai spesies flora dan fauna.

    Beberapa spesies khas gua dari kelompok mikroba sampai fauna bertulang belakang, seperti kelelawar, ditemukan di dalam gua dan berinteraksi satu sama lain membentuk ekosistem karst, baik di permukaan maupun di bawah permukaan.
  • You might also like

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar